Ada Lokasi Wisata Anggrek di Muarojambi, Target 3 Tahun ke Depan 1001 Anggrek
Anggota Gerakan Muarojambi Bersakat (GMJB) Kelompok penyelamat anggrek dan pakis-pakisan hutan
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Jambi, Samsul Bahri
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Anggota Gerakan Muarojambi Bersakat (GMJB) Kelompok penyelamat anggrek dan pakis-pakisan hutan membuat tempat wisata anggrek.
Tempat wisata yang berada di Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi ini berisikan puluhan angrek.
Kepada Tribunjambi.com, Adi Iswanto selaku ketua kelompok mengatakan bahwa tempat wisata ini dikelola oleh 20 anggota.

Tujuan daripada pembentukan wisata ini tidak hanya menjadi tempat hiburan melainkan sebagai tempat pembudidayaan anggrek. Selain itu, pihaknya juga mencanangkan 1001 anggrek.
"Ini merupakan kepedulian kita terhadap anggrek. Karena memang saat ini anggrek terutama anggrek jenis macan sudah sulit ditemukan," ujarnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan kondisi anggrek yang ada di Kabupaten Muarojambi memprihatinkan.

Pasalnya habitat dari tumbuhnya angrek sudah tidak ada lagi alias musnah. Hal ini terjadi karena pada tahun 2015 lalu, habitat anggrek yang berada di Hutan Pematang Damar terbakar.
"Habibatnya sudah terbakar, itu dulu kan ada di Pematang Damar. Tebakar jadi dak ada lagi kita temukan anggrek. Selain itu juga karena pengalihan fungsi lahan-lahan yang mau dibuka perusahaan. Jadi hal itu buat anggrek alami kepunahan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa komunitas ini juga melakukan pembudidayaan di rumah-rumah anggota. Hal ini dilakukan menurutnya agar habibat dari anggrek tetap ada dan terjaga. Meskipun menurutnya, pihaknya melakukan budidaya secara manual.
"Anggrek-anggrek ini kami bawa ke rumah, dengan harapan suatu saat mau kami lepaskan kembali di lahan konservasi. Meskipun memang kita lakukan dengan cara manual, yaitu potong tanam (mutilasi)," tuturnya
Apalagi saat ini menurutnya salah satu jenis anggrek yaitu anggrek macan (Grammatophylum specosum) yang merupakan tanaman endemik Muarojambi memang sudah sulit ditemukan di Muarojambi. Di tempat ini sudah ada sekitar 180 pot anggrek macan.
Itupun menurutnya masih sangat sedikit, pasalnya kelompok ini sulit untuk menemukan bibit-bibit baru. Hal ini lagi-lagi karena sulitnya menemukan karena faktor tidak ada lagi tempat untuk tumbuh anggrek-anggrek tersebut.
"Di tempat wisata saat ini sudah membudiyakan 180 pot anggrek macan, sedangkan anggrek jenis lainnya ada sekitar 80 jenis anggrek yang sudah dibudidayakan," ungkapnya
Ia menambahkan jika pencanangan 1001 anggrek tersebut tercapai. Maka anggrek-anggrek yang sudah dibudidayakan itu nantinya akan dikembalikan ke habitatnya.