Praktik PETI
KPHP Limau: 19 Alat Berat Milik Penambang PETI Keruk Daratan Hutan Desa di Sipa
Sebanyak 19 alat berat dikabarkan menuju hutan Sipa di Desa Lubuk Bedorong, Kecamatan Limun, Sarolangun. Belasan alat berat
Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Fifi Suryani
Laporan wartawan Tribun Jambi Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Sebanyak 19 alat berat dikabarkan menuju hutan Sipa di Desa Lubuk Bedorong, Kecamatan Limun, Sarolangun. Belasan alat berat tersebut milik para penambang PETI yang akan mengeruk daratan hutan desa yang baru saja disahkan oleh pemerintah pada 2016 lalu.
Kepala UPT Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Limau, Misriadi, mengatakan, dari informasi intelijen KPH, ada empat alat berat yang sudah menjarah kawasan hutan Sipa. "Laporan warga Desa Lubuk Bedorong, alat berat sudah beroperasi sejak dua minggu lalu," katanya, Rabu (9/5).
Baca: Kasus Pembunuhan Dina Wulandari - Rekomendasi P-19 Telah Dikirimkan
Menurutnya, sudah banyak kawasan hutan yang telah dijarah para penambang PETI. "Perkiraan lumayan banyak yang sudah habis dijarah PETI di sana, karena informasi yang kita peroleh 4 aktivitas alat berat disana dan 19 alat berat sedang mau masuk ke sana, kita tidak tahu apakah sudah beroperasi atau belum. itu kawasan hutan yang oleh pemerintah melalui mentri lingkungan hidup diberikan hak kelola kepada masyarakat dalam bentuk hutan desa, masyarakat diberi tanggung jawab dalam hal pengamanan dan kelestarian hutan itu," katanya.
Sesuai amanat Undang-Undang No 41 tentang Kehutanan, bahwa tindakan para penambang emas ilegal tersebut sudah masuk kategori kejahatan, dan bisa dijerat hukum. Ia meminta agar para pelaku segera berhenti dari aksi kejahatan yang merusak kawasan hutan Sipa.
"Apapun kegiatannya ada aktivitas alat berat tanpa izin di kawasan hutan lindung itu sudah kriminal, kita sangat tegas menyikapi ini, keterlibatan para pihak harus kita telusuri juga, karena kalau sudah alat berat, artinya bukan masyarakat biasa yang bermain itu," kata Misriadi.
Baca: Pengurus JOIN Jambi dan Bungo Dilantik, Mashuri: Hindari berita Hoaks
Baca: Curi Motor di Depan Rumah Pemilik, Tertangkap Beberapa Jam Kemudian
Ia mengaku telah mengantongi nama para pelaku yang jadi pemilik belasan alat berat yang bakal menghancurkan hutan desa Lubuk Bedorong. Namun ia tak mau membeberkan siapa orang dibalik pelaku kejahatan lingkungan tersebut.
"Aktor pemilik eksavator bukan orang biasa, dugaan kita semua dari wilayah Sarolangun, cuman kita tidak bisa sebutkan namanya, itu menjadi rahasia, dan nama-nama itu sudah kami sampaikan ke pihak atasan kami. Harapan kami, para pelaku sadar, dan Anda mungkin hari ini selamat tapi anak Anda, cucu anda tidak akan selamat," katanya.
Misriadi mengaku telah melaporkan pada Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Gakkum Kementrian Lingkungan Hidup, Panglima TNI dan Kapolri.
" Kita sudah melaporkan kepihak yang lebih atas dan mengusulkan operasi gabungan tim terpadu yang dipimpin langsung oleh danjen kopasus dari pusat bersama Polri," katanya.
Baca: Kegiatan PMTB Guna Tingkatkan Investasi
Baca: Pilkada Kerinci - 16 PPK dan PPS Di-PAW KPU Kerinci, Ini Penyebabnya
Baca: Pilkada Merangin - Berlangsung 135 Menit, Begini Model Debat Kandidat Cabup-Cawabup Merangin
Kepala KPKHP Limau ini mengapresiasi upaya penolakan aktivitas penambangan PETI yang dilakukan masyarakat Lubuk Bedorong. Mereka berkeras mencegah masuknya alat berat ke wilayah hutan desanya tersebut. Namun upaya mereka dianggap tidak cukup mampu untuk menghentikan keserakahan para penambang yang kadung kalap. Warga meminta dukungan Pemerintah Daerah dan juga pihak TNI/Polri.
"Kesulitan kita melakukan tindakan, karena harus operasi terpadu, tidak bisa hanya satu institusi saja. akan tetapi jarak tempuh juga jadi kendala, kalau hasil intelijen kita KPH dari perkampungan itu butuh waktu 5-6 jam perjalanan, dan akses ini juga bisa di Manggis, sungai Batang Asai, " katanya.
"Medan yang cukup berat ke sana, ini salah satu kesulitan tim baik kehutanan, kepolisian, pemda juga. Dan kalau ke sana harus ekstra siap, ancaman juga luar biasa, palingan kami hanya bisa menyelinap masuk ke sana," tambahnya.
Sebelumnya, Muslim, Anggota Dewan Kabupaten Sarolangun mengatakan bahwa di Lubuk Bedorong ada Sungai Sipa yang mengandung banyak emas. Namun bagi warga setempat sungai itu akan dijadikan sejarah budaya dan tidak akan ada penambangan tradisional maupun menggunakan alat berat.
Baca: Pelaku Sempat Duduk di Motor Korban, Aksi Curanmor Terekam CCTV
Baca: Balai Benik Ikan di Kecamatan Dendang Tanjabtim Masih Minim Pembeli
Baca: 100 Usahawan Muda Batanghari Ikuti Workshop yang Digelar Pemda Batanghari
Baca: GALERI FOTO: Nenek Warga Pamenang Merangin Ini Tak Mampu Berobat, Fotonya Digendong Polisi Viral
Ia menduga karena kandungan emas itulah yang menarik para pelaku PETI untuk menjarah Kawasan Hutan Desa Lubuk Bedorong.