Di Zaman Es, Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa Masih Menyatu dengan Negara Asia Tenggara Lainnya

Peta ini menggambarkan bagaimana planet Bumi pada zaman es The Last Glacial Maximum (LGM). Sekitar 21.000 tahun SM.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Sundaland, garis pantai zaman es 

TRIBUNJAMBI.COM - Pernahkah Anda melihat peta Indonesia pada zaman es?

Jika belum, peta Indonesia saat zaman es atau 21.000 SM yang lalu bisa jadi jawabannya.

Peta ini menggambarkan bagaimana planet Bumi pada zaman es The Last Glacial Maximum (LGM). Sekitar 21.000 tahun SM.

LGM mengacu pada periode sejarah Bumi saat gletser berada pada posisi paling tebal dan permukaan laut paling rendah.

Baca: Sudah Kepala 4, Siapa Sangka Usia Biologis Deddy Corbuzier Di Angka 17 Tahun, Rahasianya?

Sundaland, garis pantai zaman es
Sundaland, garis pantai zaman es (Ade Sulaeman)

Baca: Billy Syahputra dan Hilda Sudah Menikah? Dokumen dan Ucapan Keceplosan Syaipul Jamil Jadi Bukti

Dari peta tersebut terlihat beberapa pulau masih bersatu. Salah satunya adalah Sundaland.

Sundaland atau garis pantai zaman es masih menyatukan Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan beberapa pulau kecil Indonesia lainnya dengan seluruh negara Asia Tenggara.

Suhu di daerah Sundaland diperkirakan mencapai 2-3 derajat Celcius. Sementara permukaan laut tingginya kira-kira 125 meter lebih rendah dibandingkan permukaan laut saat ini.

Baca: Operasi Patuh 2018 - Sebagian Besar Pelanggar yang Ditilang Adalah Aparatur Sipil Negara

Menurut studi dari Universitas Leeds, penyebaran populai nenek moyang Sundaland terjadi karena perubahan iklim. Sehingga mungkin mengakibatkan migrasi paksa penduduk.

Sebab, setelah permukaan air laut naik, terjadi banjir di tiga daerah besar dan membuat beberapa bagian Sundaland tenggelam.

Buktinya tercipta Laut Cina Selatan dan ribuan pulau yang membentuk Indonesia dan Filipina saat ini.

Baca: Dapat Kabar Brimob Berlaras Panjang Datangi Kantor Gerinda, Fadli Zon Mendadak Terbang ke Semarang

Inilah juga yang membuat seluruh negara Asia Tenggara mulai menjauh dari daerah pesisir dan masuk ke pedalaman. Mereka lalu beradaptasi dengan hutan, pengunungan, dan peternakan. (Mentari)

SUMBER: Intisari Online

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved