Ayam Peternak Lokal Banyak Mati, Distan Jambi Ungkap Ayam Luar Banjiri Jambi

Informasi dari pertanian ada perubahan antibiotik yang selama ini dipakai untuk ternak ayam.

Penulis: Rohmayana | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/rohmayana
Pedagang ayam di Angso Duo 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Rohmayana

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Komari, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota jambi menyebutkan bahwa berdasarkan informasi dari pertanian ada perubahan antibiotik yang selama ini dipakai untuk ternak ayam. Sehingga menyebabkan banyak ayam yang tidak mau membesar alias kerdil.

"Jadi banyak ayam yang mati bahkan mengalami keterlambatan panen, akibat antibiotik yang lama tidak bisa dipakai lagi," kata Komari saat meninjau harga ayam di Pasar Angso Duo, Senin (7/5).

Akibat hal tersebut, banyak agen yang harus mengambil ayam dari luar kota. Menurutnya jika harga di agen hanya 20 Ribu ini harganya mencapai 30.500 perkilonya.

"Kalau di pengecer dijual hingga 40 ribu karena ayam tersebut sudah dibersihkan mulai dari kepala, usus, dan kaki. Paling hanya untung Rp 2 Ribu," katanya.

Dari pantauan tribunjambi.com harga ayam potong di pengecer Rp 40-45 ribu perkilonya, sementara untuk ayam ras Rp 50 ribu perekornya, satu ekor rerata dengan berat 1,8 kilogram.

Sementara untuk ayam kampung Rp 45 ribu per kilonya rerata dengan berat 1-2 kilogram.

Sementara untuk menanggapi keterangan bahwa menjelang pertengahan puasa ayam diperkirakan akan kosong.

Komari mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan koordinadi dengan pihak Satgas pangan dan Disperindag provinsi agar tidak menyebabkan kegaduhan di tengah masyarakat.

"Kita juga akan lihat kandang ayam di perternakan untuk mencari solusinya. Harus duduk bersama untuk menghadapi permasalahan ini," ujarnya.

Sementara itu, Nofriadi staf bidang pertanian mengatakan bahwa pertumbuhan ayam lebih lambat dan tingkat setres terhadap ayam lebih tinggi.

Sehingga banyak ayam yang mati bahkan Pakan yang dipakai untuk antibiotiknya saat ini sudah berubah.

"Namun kita belum tahu pakan apa yang dipakai oleh perusahaan ternak saat ini," katanya.

Damiri selaku Kadis Pertanian mengatakan bahwa saat ini rata-rata perusahaan ayam yang kecil sudah tidak beroperasi lagi.

Sehingga hanya ada perusahaan besar yang masih berternak ayam.

"Dalam waktu dua hari ini kami akan turun ke perusahaan tersebut untuk mencari tahu penyebabnya. Mengapa ayam bisa naik menjelang puasa, karena harga pakan juga tidak melonjak. Jika memang permasalahannya pada pangan maka kita akan carikan solusinya. Kita juga tidak tahu kalau ayam banyak yang kerdil dan mati," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved