Panmunjom, Kawasan Paling Berbahaya di Dunia Namun Simbol Perdamainan Kim Jong-un-Donald Trump

Pasalnya siapa pun yang berani melintasi garis demarkasi itu tanpa izin, baik dari arah Korsel maupun arah Korut akan langsung ditembak mati.

Editor: Suci Rahayu PK
URBAN CAPTURE
Demilitarized Zone 

TRIBUNJAMBI.COM - Desa Panmunjom yang terletak di perbatasan Korea Utara-Korea Selatan, sekaligus merupakan tempat garis Zona Demarkasi Militer (Demilitarized Zone/DMZ), sejak tahun 1953 sebenarnya merupakan kawasan yang paling berbahaya di dunia.

Pasalnya siapa pun yang berani melintasi garis demarkasi itu tanpa izin, baik dari arah Korsel maupun arah Korut akan langsung ditembak mati.

Berani melintasi garis demarkasi dari arah Korsel, berarti secara militer telah menyerbu Korut.

Sebaliknya nekat melintasi garis demarkasi dari arah Korut juga dianggap telah menyerbu atau mau membelot ke Korsel.

Baca: Demi Nafkahi Hilda, Pacar Billy Syahputra, Kriss Hatta Mr Money Rela Jadi Sopir Taksi

Tapi ada perbedaan sikap jika ada orang yang sengaja menyeberang garis demarkasi dan tidak bersenjata.

Pihak Korsel biasanya akan memberikan peringatan lalu baru akan menembaknya.

Namun jika orang yang sengaja menyeberang berasal dari arah Korsel, meski pun tidak bersenjata pasukan Korut yang berjaga akan langsung menembak mati.

Selama ini kawasan DMZ Panmunjom selalu dijaga ketat oleh pasukan bersenjata, baik dari Korsel maupun Korut yang posisinya saling behadap-hadapan dan jaraknya hanya beberapa puluh meter dan dalam kondisi siap tembak.

Meski merupakan tempat paling berbahaya di dunia, lokasi DMZ di Panmunjom ternyata menjadi tujuan wisata Korsel yang selalu ramai dikunjungi para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Tapi para wisatawan itu harus berada dalam jarak tertentu dan tidak boleh melewati kawasan yang dilarang.

Baca: 5 Hal Ini yang Bakal Terjadi Jika Bumi Berputar Ke Arah Berlawanan, Posisi Gurun Berpindah

Apalagi sampai berani secara nekat menerobos perbatasan Korut-Korsel karena taruhannya adalah nyawa.

Namun pada Jumat (27/4), kawasan Panmunjom yang sangat sangar itu ternyata malah menjadi simbol perdamian ketika pemimpin Korut, Kim Jong Un, dan Presiden Korsel, Moon Jae-in.

Semua media massa internasional dalam berbagai jenis berlomba menyiarkan peristiwa spektakuler itu secara langsung atau tidak langsung.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved