Gajah Masuk Kampung Tiap Hari, Warga Dibuat Waswas

“Bosan kami ketemu gajah. Hampir setiap hari gajah masuk ke kebun,” kata Baharun sambil mengambil segelas air untuk diminumnya

Editor: Awang Azhari
tribun jambi

JAMBI, TRIBUN – Konflik antara gajah dan manusia di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi kian mengkhawatirkan. Hewan bergading itu nyaris tiap hari muncul di perkebunan bahkan permukiman warga.

Tribun Jambi, bahkan menyaksikan sendiri saat Senin (23/4) lalu berada di Desa Sekalo Kecamatan Sumai Kabupaten Tebo. Saat itu beberapa ekor gajah masuk ke perkebunan sawit warga. Tribun dan warga menyaksikan dari kejauhan. Kami tidak berani mendekat.

Baharun, warga Desa Sekalo menuturkan ia cemas gajah turut merusak kebunnya yang memiliki luas dua hektare. Kata dia, gajah kerap masuk ke areal desa ini untuk mencari makan. Sebelumnya, gajah juga “meneror” mereka pada Jumat (20/4).

Kenangan pahit sering dirasakan Baharun. Tak sedikit pohon sawitnya yang dimakan oleh sejumlah gajah khususnya di malam hari. Jelas ini menjadi kerugian besar bagi Baharun.

“Bosan kami ketemu gajah. Hampir setiap hari gajah masuk ke kebun,” kata Baharun sambil mengambil segelas air untuk diminumnya di pondok tak jauh dari kebunnya.

Pria yang memiliki satu anak ini mengaku konflik antara manusia dengan gajah terus terjadi. Dia menuding hal ini disebabkan makin sempitnya habitat gajah.

“Gajah-gajah itu sudah sulit masuk ke areal mereka dulu, karena kini dimiliki banyak perusahaan. Mereka masuk pasti diusir perusahaan, makanya banyak gajah larinya ke desa kami,” kata dia.

Ia bilang, sesungguhnya sedari dulu gajah selalu masuk ke desa mereka. “Namun, dulu gajah masuk ke desa satu kali setahun atau enam bulan sekali tapi sekarang bisa dibilang kami hidup bersama gajah,” ungkap Baharun.

Ia menyesalkan kenapa pemerintah hanya membuat peraturan untuk melindungi gajah tapi tidak melindungi tempat tinggal manusia. Menurutnya sejak perusahaan menguasai kawasan di sekitar desanya, sejumlah gajah memilih untuk “tinggal” di kebun milik warga desa Muaro Sekalo.

Di sekitar desa itu memang ada perusahaan perkebunan, ada juga perusahaan batu bara. Sama halnya diungkapkan warga Desa Sekalo lainya, Julaini. Ia mengaku sudah banyak gajah masuk ke kebun dan permukiman. “Beberapa hari lalu warga menggiring beberapa gajah yang hampir masuk ke desa. Banyak hasil kebun masyarakat di sini dimakan oleh gajah,” katanya.

Berdasarkan data dari FZS terdapat 11 perkebunan sawit, HTI dan tambang batu bara yang berbatasan langsung dengan kawasan TNBT. Kawasan yang menjadi lahan konsesi perusahaan-perusahaan ini sebagian besar adalah habitat gajah. (tim)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved