Skandal Pelanggaran Privasi User - Facebook Bekukan AggregateIQ
Facebook Inc telah membekukan akun facebook konsultasi politik Kanada, AggregateIQ, pascamasuk-nya laporan yang menyebutkan
TRIBUNJAMBI.COM, SAN FRANCISCO - Facebook Inc telah membekukan akun facebook konsultasi politik Kanada, AggregateIQ, pascamasuk-nya laporan yang menyebutkan perusahaan konsultan politik tersebut itu diduga secara tidak benar memiliki akses ke data pribadi pengguna Facebook.
Mengutip Reuters, Jumat (6/4), Facebook berada di bawah tekanan kuat setelah data jutaan penggunanya berakhir di tangan konsultan politik Cambridge Analytica. Christopher Wylie, seorang whistleblower yang pernah bekerja di Cambridge Analytica, mengatakan bahwa konsultan politik dari Inggris tersebut juga bekerjasama dengan perusahaan Kanada, AggregateIQ.
Baca: Jokowi dan Prabowo di Mata Kaum Milenial
"Mengingat laporan baru-baru ini bahwa AggregateIQ mungkin berafiliasi dengan Strategic Communication Laboratories (SCL) dan dari afiliasi tersebut ada kemungkinan AggregateIQ telah menerima data user secara tidak benar. Maka kami telah menambahkannya ke daftar entitas yang diskors dari platform kami sementara kami menyelidiki," ungkap Facebook dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.
SCL merupakan kontraktor pemerintah dan militer yang merupakan induk dari Cambridge Analytica.
Wylie mengatakan bahwa AggregateIQ menerima pembayaran dari kelompok kampanye pro-Brexit sebelum referendum 2016 ketika Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.
Agen federal Kanada yang bertugas melindungi hak privasi individu mengatakan pada hari Kamis (5/4) bahwa agensi, bersama dengan mitranya di British Columbia, akan bersama-sama menyelidiki Facebook dan AggregateIQ atas skandal data yang sedang berlangsung.
Baca: Gatal di Bagian Uretra, Pria Ini Nekat Masukkan Kabel Telepon ke Bagian Sensitif Tubuhnya. Akhirnya
Baca: Polres Merangin Segera Tangani Pengaduan Dugaan Pelanggaran UU ITE
Komisioner privasi British Columbia secara terpisah menyelidiki AggregateIQ mengenai apakah perusahaan yang berbasis di Victoria ini telah melanggar peraturan privasi dalam kampanye Brexit.
Sebelumnya, pada hari Rabu (4/4), Facebook Kanada mengatakan bahwa lebih dari 600.000 data orang Kanada diberikan secara tidak layak dengan Cambridge Analytica.