WNI Penghuni Terbanyak Tahanan Malaysia, Ini Permintaan Mereka pada Presiden Jokowi

Warga Negara Indonesia (WNI) merupakan penghuni terbanyak di 13 tahanan di negara Malaysia. Banyak kisah duka mereka lalui.

Penulis: Fifi Suryani | Editor: Fifi Suryani

TRIBUNJAMBI.COM - Warga Negara Indonesia (WNI) merupakan penghuni terbanyak di 13 tahanan di negara Malaysia. Banyak kisah duka mereka lalui. Ada yang ditipu agen tenaga kerjanya, ada yang mencoba mengadu nasib namun gagal, paling tidak ada juga yang sengaja menantang personel keamanan di perbatasan untuk berhasil memasuki negara itu.

Namun, sepandai-pandai tupai melompat, mereka tertangkap dalam beberapa operasi oleh petugas keamanan. Jadi apa yang harus dilakukan pihak negara Malaysia?

Baca: Beberapa Objek PAD 2017 Tak Capai Target, Ini Rinciannya

Tiga wanita yang ditemui Sinarharian.com, menceritakan kisah duka mereka dan sekarang mereka harapkan adalah bantuan dari Kedutaan Republik Indonesia terutama Presiden Joko Widodo lebih akrab disapa Jokowi.

Ibu tunggal dari Medan, Dedek, 23, terpaksa menghuni lapas ini sejak empat bulan lalu setelah menjadi saksi kasus pembunuhan di Pulau Ketam, sebelumnya pasportnya sudah dipegang pihak pemerintah setempat.

"Saya mengharap kepada Bapak Presiden agar bantu saya keluar dari tempat ini. Saya ke Malaysia untuk cari pekerjaan karena di Indonesia amat susah mencari pekerjaan, saya harus menanggung biaya keluarga dan anak di kampung," katanya.

Ditanya soal layanan di lapas, dia berkata, layanan yang diterimanya amat baik, makan minum semua memadai malah hubungannya dengan pegawai lapas baik dan jika ada masalah mereka siap sedia membantu.

Sutina, 24, juga dari Medan ditahan karena visa-nya yang sudah jatuh tempo. Dia mengaku memasuki Malaysia melalui Batam dan tertangkap di Mersing.

"Buat Pak Jokowi yang terhormat, saya sepenuh hati mohon diminta antar kembali ke Indonesia dan saya harap Pak Jokowi dapat menyediakan lebih banyak peluang pekerjaan supaya kami tidak ke negara orang untuk cari pekerjaan.

Baca: Bangun Jalan 39 Km ke Bukit Bulan Tempat Beroperasi PT Semen Baturaja, Pemkab Butuh Bantuan Pusat

Baca: Realisasi PAD Tahun 2017 Meningkat Dibanding Tahun Sebelumnya

"Biar kita tak disusahkan di negara orang dan jangan biarkan rakyat Indonesia yang lain merasa apa yang kami rasa di sini," katanya.

Tentang layanan di lapas, dia berkata, selain soal makan dan minum, pihak Imigrasi juga sentiasa memastikan tahanan di sini menerima perawatan jika mengalami wabah penyakit.

Bagi Maria, 25, dari Madura, berada selama enam bulan di Durian Tunggal, Melaka sudah cukup menggembirakan sebelum dia tertangkap.

Ia mengatakan, bekerja sebagai pembantu di restoran sudah cukup memberi penghasilan lumayan. Tetapi kejadian yang dihadapinya, dia ingin segera pulang ke Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved