45 Orang Suku Anak Dalam di Merangin Terkena Diare, Ini Tanggapan Sekda Provinsi Jambi
Namun, air sungai di Jambi sudah tidak sejernih dulu lagi, bahkan sampai mengandung merkuri. Sehingga berbahaya...
Penulis: Rohmayana | Editor: Duanto AS
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Rohmayana
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Hari Air Dunia diperingati pada Kamis 22 Maret. Namun, berjarak satu hari setelah peringatan hari air dunia, ada sekira 45 orang warga Suku Anak Dalam (SAD) di Merangin yang terkena diare akibat meminum air sungai yang tidak dimasak.
Itu tentu menjadi hal yang miris untuk dirasakan. Karena saat ini air di Provinsi Jambi, seperti air Sungai Batanghari, Sungai Batang Masumai Merangin, yang notabene digunakan sebagai bahan baku air PDAM untuk kehidupan sehari-hari.
Namun, air sungai di Jambi sudah tidak sejernih dulu lagi, bahkan sampai mengandung merkuri. Sehingga berbahaya bagi masyrakat bila mengkonsumsinya secara langsung tanpa ada proses agar air dapat dimasak.
Satu di antara penyebabnya, karena banyaknya aksi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang makin hari semakin merajarela. Pelaku PETI ini biasanya berpindah menjajaki sungai dari hulu hingga ke hilir.
Wajar saja, jika air sungai menjadi tercemar dan warna sungai yang dulu jernih kini berubah seperti air coklat.
Bagi masyarakat yang sudah berilmu, mungkin bisa saja mengerti bahwa air sungai saat ini sudah tidak dapat lagi dikonsumsi secara langsung seperti dulu. Namun seperti suku anak dalam, mereka tidak mengerti bahwa air sungai saat ini sudah tercemar dan tidak bisa begitu saja langsung diminum tanpa ada proses pemasakan.
Baca: WASPADA! Ini 3 Produk Makanan Kalengan yang Mengandung Cacing Menurut BPOM
Baca: Pukulan Kapolri di Beduk Merah Putih, Resmikan Masjid Darrusalam di Mapolresta Jambi
Menanggapi ini, Sekda Provinsi Jambi, M Dianto, mengatakan PETI semakin merajarela karena faktor ekonomi. Namun dia mengaku sudah ada upaya dari pemerintah untuk membuat memberantas PETI yang ada di wilayah Provinsi Jambi.
"Kalau pemeberantasan sudah kita lakukan mulai dari pihak kepolisian, TNI dan pemerintah," katanya, saat peringatan Hari Air Dunia.
Bahkan, katanya, pemerintah sudah berencana untuk membangun ekonomi kemasyarakatan dan berencana untuk melakukan normalisasi sungai.
Sementara ini, pihaknya sudah memerintahkan dinas lingkungan hidup di masing-masing kabupten kota untuk mengecek titik tertentu untuk dilihat kualitas air.
"Air bersih itu kan dilihat dari warna dan dari aroma. Kalau warna sudah berubah dan aromanya sudah tidak sedap bahkan mengandung merkuri. Tentu ini berbahaya bagi generasi penerus terutama bagi kesehatan saat ini," ujarnya.
Jika memang pada titik ter tertentu sudah ada titik air sungai yang tercemar. Maka PDAM harus mencari sumber daya air yang lainnya. "Karena jika terus dipakai maka akan berbahaya bagi masyarakat," katanya.
Baca: Temuan Sarden Bercacing yang Bahayakan Kesehatan, Ternyata Begini Kondisi di Jambi, Ingat KLIK!
Baca: Keterlaluan, 86.000 Jemaah Umrah Gagal Berangkat, Dirut Abu Tours Terancam 20 Tahun Penjara
Baca: KPK Bakal Keliling Jambi, Ternyata Baru 17 Anggota Dewan Kota yang Bikin LHKPN