Finance
Anda Bisa Untung dan Buntung Jika Koleksi Mata Uang Ini Saat Terjadi Perang Dagang
Pasar valuta sedang mengamati beberapa mata uang yang kemungkinan akan terpengaruh perang dagang.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Pasar valuta sedang mengamati beberapa mata uang yang kemungkinan akan terpengaruh perang dagang. Ketika pasar mengkhawatirkan efek penerapan tarif impor baja dan aluminium oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump serta kemungkinan pembalasan oleh China, pasar uang tampaknya belum banyak terpengaruh.
Baca: 19-26 Siswa Kelas XII Ujian Serentak USBN, Penentu Kelulusan Siswa
Hari ini, para menteri keuangan negara G20 akan bertemu. Pasar mata uang pun menunggu apakah diplomasi negara-negara ini bisa memecahkan masalah antara AS dan negara-negara lain. Mata uang biasanya sangat terpengaruh dengan kebijakan dagang.
Misalnya saat pemerintahan Presiden Barack Obama menaikkan tarif impor baja China pada Mei 2016, indeks dollar turun lebih dari 2% dalam sebulan. Begitu pun ketika Presiden George Bush menaikkan tarif impor baja untuk Uni Eropa pada Maret 2002. Nilai tukar dollar AS anjlok 6% dalam tiga bulan.
Kontroversi dagang teranyar Trump muncul di tengah volatilitas mata uang global yang mereda pada Februari lalu. Menurut perhitungan volatilitas Deutsche Bank, volatilitas mata uang berada di titik terendah dalam beberapa bulan hingga Februari lalu.
Alhasil, kini investor menunggu tanda-tanda peringatan di pasar valuta. Beberapa valuta telah bergerak seiring ancaman dagang. Mata uang dollar Kanada melemah. Nilai tukar yen menguat terbatas, karena yen telah menguat hingga 6% terhadap dollar sejak awal tahun ini.
Baca: GALERI FOTO: Ingin Mencoba Seni Bonsai Tanaman? Ikuti Pertunjuk Berikut
Baca: HORE - ASN di Tanjabtim akan Diberikan Tunjangan Perbaikan Penghasilan Pegawai, Ini Nominalnya
"Omongan soal perang dagang saat ini ya, memang hanya omongan. Sulit menghitung efeknya ketika pasar seolah mengacuhkannya," kata Russel Silberston, currencies manager Investec Asset Management yang mengelola sekitar US$ 140 miliar aset.
Silberston menambahkan, pasar uang belum menampakkan tanda-tanda terpengaruh. "Jangan salah, pasar uang menghitung prospek perang dagang ini sebagai risiko," kata dia kepada Reuters.
Efek perang dagang terhadap mata uang akan signifikan karena volatilitas yang rendah sebelumnya mendorong investor mengambil strategi risiko tinggi. Posisi spekulasi pada mata uang emerging market berada di titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
"Saya masih kagum karena tidak ada reaksi di mata uang Asia. Tampaknya mata uang kawasan ini menunggu pembalasan China," kata Richard Benson, co-head portfolio investment Millenium Global, perusahaan currency investment managerdi London.
Baca: VIRAL - Jokowi Disambut Meriah di LN, Netizen Bandingkan dengan Video di Dalam Negeri Lalu
Baca: Warga Sungai Liuk Pertanyakan Kompensasi SUTT, Ini Tanggapan PLN