Lima Musibah Kebakaran di Kerinci, Ini Data Lengkapnya, Jadi Keluhan Kendaraan Damkar
Selama periode Januari hingga Maret 2018, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kerinci, terjadi 5 peristiwa kebakaran
Penulis: hendri dede | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Bencana kebakaran di kabupaten Kerinci mengalami peningkatan.
Selama periode Januari hingga Maret 2018, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kerinci, terjadi 5 peristiwa kebakaran dan satu tanah longsor.
Ini dikatakan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kerinci, Jamalijas, bahkan kerugian ditaksir miliaran Rupiah, seperti kebakaran di Semurup ditaksir Rp 1,5 miliar.
Lima kebakaran yang terjadi sepanjang tahun 2018, yakni di Desa Pasar Jujun, Kecamatan Keliling Danau, Sungai Abu, Kecamatan Air Hangat timur, Pendung Semurup kecamatan Air Hangat; Desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh, dan terakhir di Desa Pugu Semurup, Kecamatan Air Hangat Barat.
"Selain bencana kebakaran juga ada bencana longsor di jalan Pelompek Pauh Tinggi, tembok penahan roboh," jelasnya.
Kepala BPBD Kerinci, Darifus, mengatakan tahun 2018 ada perubahan musim hujan pada Maret sudah selesai.
Namun, hingga kini curah hujan cukup tinggi, sehingga diimbau masyarakat untuk tetap waspada.
"BPBD telah memberikan bantuan kepada korban kebakaran berupa alat bangunan, seperti atap, papan, tarpal, dan beberapa alat bangunan lainnya. Total anggaran jika diuangkan Rp 15 juta, sedang Rp 10 juta, sedang ringan Rp 5 juta, tapi diberikan dalam bentuk barang," ungkapnya.
Dari lima lokasi kebakaran dua lokasi belum diberikan bantuan sedangkan yang tiga sudah. "Untuk kebakaran yang di Jujun belum dibantu, karena kita masih menunggu proposal dari desa atau masyarakat sebagai syarat pencairan bantuan. Dan yang terakhir di Semurup juga belum kita bantu karena baru terjadi beberapa hari lalu," ujarnya.
Terkait dengan Mobil pemadam kebakaran (Damkar) yang kerap terlambat menuju ke lokasi kebakaran kerap menjadi keluhan dari para masyarakat, salah satu alasanya karena kondisi Mobil Damkar yang belum memadai.
Akibatnya saat kebakaran Mobil Damkar yang sampai di lokasi kebakaran kondisi apinya sudah membesar. Bahkan, telah mengahabiskan bangunan rumah warga.
Kepala Sat Pol PP dan Damkar Kerinci, Amir Syam, membenarkan hal tersebut, dia mengatakan karena untuk kecepatan mobil mencapai ke lokasi kebakaran tidak bisa terlalu tinggi, karena mobil yang berisi air sulit menjaga keseimbangan.
"Mobil kita kecepatannya tidak bisa kencang, kalau kita paksakan bisa terbalik mobilnya, karena sulit mengimbangi kalau mobil berisi air," jelasnya.
Namun, dirinya telah menganggarkan untuk pengadaan mobil Damkar agar bisa cepat memadamkan api saat terjadi musibah kebakaran.
"Akan kita anggarkan di tahun 2019, karena 2018 ini tidak ada dianggarkan, kalau kita usulkan ada tapi dicoret di DPRD," sebutnya.