Peninggalan Kerajaan Jawa, Keris Tindih Hingga Nogo Siluman

Pulau Jawa sudah sejak zaman dulu dikenal memiliki kebudayaan Adiluhung, sebagai pemersatu dalam kehidupan masyarakat.

Editor: Suci Rahayu PK
IST
Ilustrasi Keris 

Pulau Jawa sudah sejak zaman dulu dikenal memiliki kebudayaan Adiluhung, sebagai pemersatu dalam kehidupan masyarakat. Satu diantara hasil kebudayaan adiluhung tanah Jawa adalah keris.

KERIS banyak dimiliki masyarakat Jawa sebagai pusaka untuk meniti kehidupan. Tampaknya itu juga yang menjadikan Watono Arif Rahman, lelaki berusia 64 tahun itu setia menyimpan berbagai aneka keris di dalam rumahnya.

Di sudut ruangan di belakang tangga rumahnya, di Derman, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Watono menyimpan puluhan jenis keris yang diakuinya peninggalan kebudayaan dari berbagai kerajaan yang ada di tanah Jawa.

Ada keris Nogo Siluman, Nogo Rojo, Untu Walang, Nogo Kuning, Tilamsari, Tilamupih, Nogo Manten, Blarak sineret, Keris Tindih hingga Ujung Gunung semuanya terpampang dalam koleksi Watono.

Usai menunjukan puluhan keris, ia kemudian mengambil satu simpanan keris miliknya, lalu perlahan membuka dari warangkanya.

"Keris ini usianya tua sekali. Saya prediksi ratusan tahun. Namanya Keris Kebo Lajer," tutur Watono, sembari menunjukan kepada Tribun Jogja, Senin (05/03/2018).

Baca: 25 Foto Kejadian Menakutkan di Australia, No 18 Banyak Disekitar Kita

Keris itu tampak berbeda, tidak seperti keris pada umumnya. Keris Kebo Lajer tidak memiliki luk (lekukan). Keris Kebo Lajer bentuknya padat lurus dan memiliki pamor di badannya.

Usai menunjukan Kebo Lajer, ia kemudian mengambil satu lagi koleksi kerisnya. Lalu dibuka. "Ini namanya Nogo Kuning atau Nogo Bundar. Bentuknya naga tapi bulat. Ini terbilang keris baru," ungkapnya.

Keris Nogo Kuning memiliki bentuk naga bulat meliuk-liuk berwarna hitam pekat dengan ujungnya runcing. Menariknya, pada warangka keris ini bertahtakan intan permata berwarna biru menyala.

"Saya juga punya Pendowo lima, keris ber-luk lima ini sangat populer ditanah Jawa," ujar Watono, sembari menunjukan keris berwarna kuning keemasan.

Dikatakan Watono, dalam kepercayaan orang-orang Jawa, setiap keris memiliki beraneka macam kegunaan. Seperti ia mencontohkan keris Tindih, bentuknya gepeng lebih lebar dari ukuran keris pada umumnya.

"Keris Tindih ini dipercaya orang-orang sebagai 'Junjung Derajat'. Setiap orang yang menginginkan tahta, jabatan, harus memiliki keris ini dikamar tidurnya," tutur dia.

Bukan hanya kegunaan, setiap bentuk dan luk dalam lekukan keris juga menyiratkan berbagai filosofi tujuan dari sang empu ketika menempa keris.

"Keris Lajer, bentuknya tegak lurus, itu biasanya disimbolkan keteguhan, keyakinan. Kalau keris memiliki luk, pasti kan jumlahnya ganjil, itu juga memiliki tujuan sendiri," jelas Watono.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved