Ke Dapur, Siswi SMP di Klungkung ini Syok Lihat Bibinya Tergantung dengan Lidah Terjulur Keluar

Ni Wayan Karini (64), bujang tua adal Banjar Kelodan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Petugas medis ketika melakukan visum terhadap jenazah Ni Wayan Karini (64), bujang tua adal Banjar Kelodan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kediamannya, Minggu (4/3) 

TRIBUNJAMBI.COM - Ni Wayan Karini (64), bujang tua adal Banjar Kelodan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Baca: Parkir di Pasar Atas Sarolangun Bakal Elektronik, Hilang Bakal Diganti

Baca: Selain Laga Panas Antara Bali United vs Than Hoa, Bakal Tersaji Duel Model Papan Atas di Lapangan

Bahkan, jenazah korban ditemukan dengan kondisi lidah terjulur

Meninggalnya Karini pertama kali diketahui oleh keponakannya, Komang Ayu Tri Septiarini (14), Minggu (4/3) sekitar pukul 06.00 Wita.

Ketika hendak ke dapur, siswi SMP tersebut melihat bibinya sudah terbujur kaku dalam posisi tergantung.

Karena kaget, Komang Ayu lalu menyampaikan apa yang dilihatnya ke ayahnya, I Nengah Wasna yang baru pulang dari jaga malam di Kantor Satpol PP Klungkung.

Baca: Bulan Maret yang Miliki Peruntungan Buat 4 Zodiak ini, Katanya Dapat Anugrah Tak Terkira!

Baca: Nikahi Gadis Bali, Chicco Jericho Tetap Gunakan Adat Batak di Acara Resepsi Pernikahannya

" Adik korban (Nengah Wasna) adalah petugas Satpol PP Klungkung. Sebenarnya saat itu ia jaga malam dan belum waktunya pulang. Tapi tiba-tiba ada keinginan dia untuk pulang ke rumah. Sampai dirumah, ia langsung mendapat informasi jika kakaknya gantung diri. Lalu ia melapor ke Polsek Dawan," Ungkap Kapolsek Dawan AKP I Kadek Suadnyana, Minggu (4/3/2018)

Kadek Suadnya menjelaskan, Ni Wayan Karini nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di plavon dapur menggunakan tali plastik kecil warna biru dengan Panjang 172 cm.

Sendi Dapur dengan lantai berjarak 215 Cm, dan lebar lorong tembok dapur 90 Cm.

"Mengingat tali dengan lantai cukup dekat dengan tinggi tubuh, kemungkinan Korban melakukan aksinya berawal dari lubang daun jendela dapur dan melompat kebawah sehingga terjadi jeratan pada leher," jelas Kadek Suadnyana

Menurut keluarga, korban memiliki perwatakan agak keras dan cerewet serta sering bicara sendiri, namun tidak pernah ada percekcokan di dalam keluarga.

Korban terbiasa bangun pagi pukul 00.00 sampai 02.00 Wita untuk membantu istri pelapor menyiapkan Dagangan. Biasanya selesai itu, korban kembali tidur dikamarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved