Petani Karet Muarojambi Mengeluh dan Pasrah, Harga Tak Sebanding
"Jadi, paling tidaknya satu hari nyadap karet itu dapat beli segantang beras," kata Samsudin, Senin (29/1).
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Zulkifli
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Petani karet di wilayah dalam Kabupaten Muarojambi mengeluh. Sejak beberapa bulan terakhir, harga karet tak stabil. Merosotnya harga dinilai tak sebanding dengan harga sejumlah kebutuhan bahan pokok yang mengalami kenaikan.
Kondisi rendahnya harga karet ini diungkapkan sejumlah petani di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan. Meski harga perkilogram mencapai Rp 7.000, namun petani di sana mengaku besaran itu terbilang masih belum stabil jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Petani mengatakan harga karet rendah tak sebanding harga sejumlah kebutuhan bahan pokok. Seperti beras dan cabai yang terus mengalami kenaikan.
Samsudin (61), petani karet RT 07, Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi, meminta pemerintah agar harga karet bisa dinaikan minimal Rp 10.000 per kilogram.
"Jadi, paling tidaknya satu hari nyadap karet itu dapat beli segantang beras," kata Samsudin, Senin (29/1).
Samsudin mengatakan beberapa bulan belakangan petani karet merugi akibat tidak sebandingnya harga bahan pokok dengan harga jual karet yang masih rendah.
Kini, kami petani karet cuman hanya bisa pasrah dan sembari menunggu ada jalan keluar serta kejelasan yang akan dilakukan pemerintah menangani persoalan murahnya harga karet yang merupakan salah satu komoditi unggulan di wilayah Muaro Jambi tersebut," ungkapnya.
Senada diakui Zulkifli (45), petani karet Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong. Dia merasakan kondisi sama. Harga karet tak lagi dianggap bisa menopang kebututan sehari-hari, kondisi ini menjadi parah katanya, harga bahan pokok terus melambung.
"Di sini harga karet Rp 6.500-Rp 7000 per kilogram. Dan ini rasanya tidak seimbang dengan kebutuhan kita sehari- hari, sementara harga bahan pokok sekarang makin mahal dan kondisi ini benar-benar membuat kami semakin susah," katanya.
Petani karet hanya bisa berharap pemerintah yang bisa membantu kesulitan yang dihadapi. Sat ini, petani karet Muarojambi hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini.
BACA Ini Imbas Supermoon 31 Januari, Beberapa Wilayah Jambi akan Mengalami Hal Seperti Ini