Bayi 16 Bulan Warga Pamenang Merangin Ini Sudah Keluar Masuk RS Karena Gangguan Fungsi Hati

Razka Alviando warga Desa Pulau Tujuh Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin mengalami gangguan fungsi hati.

Penulis: Herupitra | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI/HERUPITRA
Razka Alviando warga Desa Pulau Tujuh Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin dipeluk Ibunya saat dikunjungi Bupati Merangin, Al Haris. 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO – Razka Alviando warga Desa Pulau Tujuh Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin mengalami gangguan fungsi hati. Kondisi kesehatan bayi 16 bulan putra kedua pasangan Heri Susanti (34) dan Tuti Marlena (30) kian memprihatinkan.

Tuti ibunda Razka menceritakan, sejak usia sembilan bulan kondisi tubuhnya Razka membiru. Sudah berbagai upaya dilakukan, bersama suami dan keluarga besarnya untuk kesembuhan Razka.

Sudah tak terhitung keluar masuk rumah sakit. Tidak hanya rumah sakit di wilayah Jambi, tapi juga sudah pernah ke Padang, Palembang, bahkan ke Jakarta. Namun kondisi Razka juga tidak membaik.

Baca: Fitur Baru yang Sedang Diuji Instagram Ini Bakal Bikin Para Stalker Mikir Dua Kali Untuk Stalking

“Sejak lahir dulu mas, pada usia 40 hari matanya kuning. Kami sudah keluar masuk rumah sakit, rumah sakit Bangko, Bungo, Padang dua kali, Palembang berkali-kali dan bawa ke Jakarta juga sudah dua kali,” kata Tuti Marleni.

Tuti Marleni yang terus memangku Razka tanpak begitu iba melihat kondisi buah hatinya. Disela isak tangisnya, Tuti melanjutkan, bahwa masih ada asa untuk kesembuhan anaknya.

Katanya, Ia disarankan dokter agar anaknya mendapat tranfusi atau donor hati. Namun kondisi keuangan, apa lagi sudah banyak biaya yang telah dikeluarkan untuk pengobatan Razka selama ini, tentu sangat menyesakkan.

Sambil menyeka air matanya, Tuti Marleni mengatakan cangkok hati bisa dilakukan di RSCM Jakarta. Tapi itu membutuhkan iaya lebih dari Rp 1,2 miliar.

“Kata dokter harus cangkok hati, cuma biayanya mahal. Lebih Rp 1,2 Milyar, kalau untuk donor bisa hati bapaknya,” lirik Tuti.

“Dari sekian banyak dana itu, cuma sekitar Rp 250 juta yang bisa ditanggung BPJS, atau memang surat keterangan keluarga tidak mampu itu bisa dibantu biaya subsidi Rp 500 juta,” ujar Tuti lagi.

Baca: Dapat Pesan yang Salah Kirim - Merasa Dilecehkan, Wanita yang Baru Bekerja Ini Ancam Tidak Ngantor

Baca: Sudah Serius dengan Pacar yang Baru? Ini Pilihan Momen yang Tepat Mengenalkannya pada Keluarga

Belum lagi lanjutnya untuk scanrining hati bapaknya yang akan didonor saja butuh biaya Rp 60 juta.

“Belum lagi yang lain dan itu harus biaya sendiri,” tutur Tuti.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved