Tidak Semua Pengungsi Rohingya Bisa Pulang ke Myanmar, Amnesti Dianggap Prematur

Organisasi Amnesti Internasional (AI) menyoroti kesepakatan pemulangan Rohingya antara Bangladesh dan Myanmar.

Editor: Suci Rahayu PK
Seorang pengungsi Rohingya menahan bayinya di pusat pendaftaran setelah dia melintasi perbatasan dari Myanmar, di Teknaf, Bangladesh pada 2 Oktober 2017. Myanmar telah mengusulkan untuk membawa kembali ratusan ribu orang Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir. 

TRIBUNJAMBI.COM, COX'S BAZAAR - Organisasi Amnesti Internasional (AI) menyoroti kesepakatan pemulangan Rohingya antara Bangladesh dan Myanmar.

Sebelumnya, Myanmar sepakat untuk menerima kembali Rohingya dalam dialog dengan Bangladesh Selasa (16/1/2018).

Dengan catatan, Myanmar hanya bersedia menerima orang Rohingya yang melarikan diri saat operasi militer 25 Agustus 2017 lalu.

Nantinya, para pengungsi Rohingya bakal ditempatkan di kamp Hla Pho Kung di dekat kota Maungdaw.

Di area seluas 505.000 meter persegi itu, terdapat 625 tenda yang bisa menampung sekitar 30.000 orang Rohingya.

Kemenlu Bangladesh menyebut, pemerintahan Aung San Suu Kyi menjanjikan bakal membangun rumah bagi Rohingya di kawasan tersebut.

Baca: Bermain di Samping Rumah, Bocah 5 Tahun Ini Diculik. Ini yang Dilakukan Pelaku Padanya

Direktur Regional AI untuk Asia Tenggara dan Pasifik, James Gomez, menyebut kebijakan tersebut sangatlah prematur.

Dalam pandangan Gomez, para pengungsi masih menyimpan trauma atas tindakan perkosaan, penyiksaan, maupun pembunuhan yang dilakukan serdadu Myanmar.

"Penyangkalan yang dilakukan pemerintah Myanmar membuat proses pemulangan ini rawan tanpa perlindungan keamanan," ujar Gomez dilansir AFP Rabu (17/1/2018).

Baca: Ceritakan Masa Kecilnya, Soimah: Antara Bangga dan Sedih

Hal yang sama disuarakan Direktur Jenderal Arakan Rohingya Union, Wakar Uddin.

Apalagi, militer Myanmar mengakui telah membunuh 10 orang Rohingya yang mereka duga sebagai teroris.

Jenazah ke-10 orang tersebut dimasukkan dalam satu pemakaman di Desa Inn Dinn.

Baca: Ngeri! Tak Sadar Pakai Produk Kecantikan Palsu, Bibir Wanita Ini Alami Kondisi Mengerikan Hiiii

Desa tersebut terletak di kota Maungdaw, dan menjadi pusat konflik antara Rohingya dengan militer.

"Mereka dipindahkan dari kamp pengungsi Bangladesh ke kamp pengungsi tanpa jaminan keamanan. Ini jelas ide buruk," kecam Uddin kepada CNN.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved