Surplus 300 Persen, Petani Kerinci Tolak Impor Beras
Kalangan petani maupun pemerintah kabupaten Kerinci menolak rencana impor beras. Menurut petani, rencana kementerian
Penulis: hendri dede | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Kalangan petani maupun pemerintah kabupaten Kerinci menolak rencana impor beras. Menurut petani, rencana Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia mengimpor beras tidak tepat dilakukan. Apalagi sampai di Kabupaten Kerinci. Karena saat ini sedang panen raya petani.
Bahkan petani di Kerinci berharap harga gabah bisa dinaikkan pemerintah. Karena sudah bertahun-tahun harga gabah selalu stabil dipasaran. "Yang kami minta saat ini harga gabah dinaikkan. Bukan ngambil beras dari luar," kata Gafar seorang petani di Kerinci, Rabu (17/1).
Baca: 71 Pengawas Pemilu Lapangan di Tiga Kecamatan Kerinci Dilantik
Dia mengatakan saat ini secara umum petani dalam musim panen. Kendati ada beberapa petani tidak bisa turun ke sawah karena sawahnya mengalami puso. Dia berharap pemerintah daerah maupun pemerintah pusat lebih memperhatikan harga beras atau gabah, daripada rencana impor beras luar.
"Selain harga, pembenahan irigasi sawah juga perlu lebih baik. Karena banyak sawah tidak bisa bisa diolah, saat musim hujan dan musim kemarau. Karena ada ayang irigasinya rusak," tambahnya.
Secara terpisah Bupati Kerinci Adirozal menyampaikan untuk Kabupaten Kerinci menolak rencana impor beras. Apalagi beras yang akan diimpor pun jenis premium, bukan medium padahal persoalan ada pada beras medium. Menurutnya, selain akan berdampak pada petani karena harga gabah petani menjadi menurun, Kabupaten Kerinci sendiri sejauh ini masih surplus beras.
"Kita tidak setuju rencana impor beras. Karena Kerinci surplus beras 300 persen," ungkap Bupati.
Bahkan Kabupaten Kerinci masih menjadi lumbung padinya Provinsi Jambi. Dengan perdagangan beras ke berbagai provinsi. Di antaranya penjualan ke Kota Jambi, Sumbar, serta Kabupaten Muko-muko Bengkulu.
Baca: Kadiknas Bersyukur Terima 20 Unit Laptop dari BRI
Baca: Sedang Berjalan dengan Neneknya, Kepala Balita Ini Ditendang Pria Misterius. Lalu Pergi Begitu Saja
"Kita masih penyuplai terbesar beras saat ini ke kabupaten/kota maupun provinsi tetangga. Tentu rencana impor akan merugikan petani kita," katanya.
Dikatakan Adirozal saat ini irigasi petani Aisha mulai baik, demikian juga teknologi petani semakin baik dan terus akan ditingkatkan. Menurutnya, selain akan berdampak pada petani karena harga gabah petani menjadi menurun, Kabupaten Kerinci sendiri sejauh ini masih surplus beras.
"Sekarang dua kali panen padi payo. Untuk irigasi terus kita benahi, sesuai ukuran kalau luas kurang 500 ha kewenangan irigasi kabupaten. Di atas itu provinsi dan di atas 3.000 hektare lebih kewenangan pemerintah pusat," tambahnya
Dikatakannya, pada 2018 ini pun juga menargetkan akan mempertahankan surplus beras. Satunya dengan sistem minapadi atau metode pertanian yang menggabungkan tanam padi sekali bisa panen tiga kali. Dan tanam padi payo khas Kerinci yang dimaksimalkan.
Baca: KEJAM - Pria Ini Suruh Ibunya Menunduk di Karpet, Lalu Menyiramnya dengan Bensin dan Api. . .
Baca: Anda Disarankan Makan Tidak Terburu-buru, Ini Konsekwensi pada Fisik dan Kesehatan
Baca: Belum Ada yang Berani Masuk, Sejumlah Goa Ditemukan di Merangin. Begini Pengamatan Warga
"Surplus terus dipertahankan. Kerinci selalu mengikuti arahan dari Kementan terkait dengan benih unggul maupun pengembangan sistem minapadi. Hasil bisa lebih baik," pungkasnya.