Pematang Damar Terbakar, Adi Kebingungan Lestarikan Anggrek Langka Jambi
Tahun demi tahun berlalu, lahan konservasi yang diajukan tidak kunjung ada. Dan hutan habitat aslinya pun telah rusak terbakar api.
Kebakaran Hutan pada 2015 Hanguskan Pematang Damar
Di tempat asalnya, di Hutan Anggrek Pematang Damar, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, ratusan jenis anggrek yang dulunya tumbuh liar kini tidak lagi ditemukan.
JENIS anggrek langka yang dulu tumbuh subur, kini telah punah di habitat aslinya, setelah kebakaran pada 2015. Pohon-pohon besar tua yang dahulu menjadi tempat menempel dan tumbuhnya anggrek-anggrek, telah bertumbangan.
"Terakhir saya ke hutan tempat habitat asli anggrek-anggrek ini, total tidak ada lagi yang tersisa, musnah semua, karena kebakaran terjadi berulang-ulang pada 2015 lalu, dan terjadi pembiaran oleh pemerintah," Kata Adi Iswanto, Anggota Gerakan Muarojambi Bersakat (GMJB) Kelompok penyelamat anggrek dan pakis-pakisan hutan, kepada tribunjambi.com, Kamis (11/1).
Beruntung, pada 2013, anggota kelompok yang berjumlah 25 orang sempat menyelamatkan puluhan jenis anggrek-anggrek. Mereka menangkarkan di pekarangan rumahnya, di Desa Jambi Tulo, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi.
"Ini kan dulu keperihatinan kami terhadap anggrek alam, akibat pengalihan pungsi lahan-lahan yang mau dibuka perusahana, anggrek-anggrek ini kami bawa ke rumah, dengan harapan suatu saat mau kami lepaskan kembali di lahan konservasi yang kami ajukan," kata Adi.
Tahun demi tahun berlalu, lahan konservasi yang diajukan tidak kunjung ada. Dan hutan habitat aslinya pun telah rusak terbakar api.
Pada awalnya, Adi dan rekan-rekannya berhasil menyelamatkan 120 jenis anggrek alam, namun pada perjalanannya puluhan jenis anggrek yang dia selamatkan tersebut mati. Kini hanya tingga 84 jenis anggrek alam.
"Kami tidak punya keahlian di bidang pertanian seperti ini, lagi pula biaya perawatan anggrek ini mahal, setiap hari harus di siram berbeda jika ia tumbuh liar di hutan," ungkap Adi.
Satu di antara jenis yang berhasil diselamatkan iyalah Anggrek macan (Grammatophylum specosum). Anggrek ini berbeda dengan lainnya, karena berukuran besar, ada yang bahkan mencapai ketinggian empat meter. Anggrek macan ini termasuk jenis langka dan masuk dalam daftar tumbuhan dilindungi.
Pada hari ini, Adi dan kawan-kawan kembali melepas anggrek tersebut ke pohon dengan harapan agar anggrek tersebut dapat tumbuh liar selamaya di pohon tersebut.
"Ini kan anggrek hasil penyelamatan kita kemarin, dan Alhamdulillah kita dapat rezeki buat beli pohon, kami pindahkan kembali anggrek ini ke pohon," Kata Adi.
Selain itu, menurut Adi selayaknya tempat anggrek ini adalah di Hutan, namun karena kondisi hutannya saat ini tidak memungkinkan lagi, akhirnya ia membelikan pohon sebagai tempat hidup anggrek tersebut di kampung.
"Karena hari ini baru ada dua pohon, jadi yang kami pindahkan baru dua rumpun anggrek," ujar Adi. (zulkifli)