Posting Hasil Survey Indonesia Indikator, Fadli Zon Bangga Jadi Politisi yang . . .
Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPR RI Fadli Zon memosting hasil survey Indonesia Indikator dalam cuitannya, Jumat (29/12/2017).
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: rida
TRIBUNJAMBI.COM- Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPR RI Fadli Zon memosting hasil survey Indonesia Indikator dalam cuitannya, Jumat (29/12/2017).
Hasil survey itu memperlihatkan 10 nama politisi tervokal yang pernyataannya paling banyak dikutip media.
Posisi pertama ditempati oleh Fahri Hamzah, dan Fadli Zon menempati posisi kedua dengan angka 68.101.
Disebutkan juga dalam survei tersebut, politisi ini boleh dikatakan media darling meskipun belum tentu mediagenic.
Mengetahui dirinya menjadi politisi tervokal, Fadli Zon pun mengomentari hasil survey tersebut.
Politisi partai Gerindra ini mengaku dirinya harus vokal mengingat posisinya sebagai anggota parlemen.
"Menurut hasil survey Indonesia Indikator, saya menempati urutan kedua sbg politisi tervokal. Tentu sj sy harus vokal, parlemen sendiri kan berasal dari parler yg berarti berbicara," tulis Fadli Zon dalam akun Twitternya, Jumat (29/12/2017).
Untuk diketahui, menurut laman Wikipedia, kata parlemen berasal dari bahasa prancis 'Parlement' yang terbentuk dari kata parler yang artinya berbicara.
Sementara kamus daring KBBI mendefinisikan parlemen: badan yg terdiri atas wakil-wakil rakyat yg dipilih dan bertanggung jawab atas perundang-undangan dan pengendalian anggaran keuangan negara; dewan perwakilan rakyat.
Sejumlah netizen sepakat pada pernyatan yang dituliskan Fadli Zon.
Anggota dewan, dikatakan, difungsikan untuk menyuarakan aspirasi konstituennya.
"lanjutkan.. kritisi dalam bersilat lidah penting asal jangan menghinakan yg dkritisi.. moga selalu djaga allah subhana wataalla.." tulis @AryoWahab99.
"politisi harus vokal gunanya menyuarakan aspirasi komstituennya. Kalau politisi banyak diam itu malah tanya besar. Jangan sampai diam2 makan didapur," tulis @Sangkuru_Mul.
Namun, beberapa netizen lainnya mengingatkan untuk menghindari vokal yang cenderung menghina dan diimbangi dengan vokal yang bermutu.
"Bukan cuma vokal ngomong harus udah ada kerja nyata berapa UU yg sudah selesai pak ?" tulis @alesardjani
"Vocal eih vocal pak @fadlizon tpi isi vocalx jg yg bermutu dong....jgn cmn nyinyir aja taux....sy jg punya hak untuk mendengarkn yg baik2 dri wakil rakyat....mgkin mksd Bapak agar politik ini punya dinamika sndiri tpi itu bkn jdi pmbenaran, sebab kontenx pun hrus bermutu!!!" tulis @AndiHabibi.
TRIBUNNEWS/Efrem Limsan Siregar