Wanita Muda Melarikan Diri karena Disiksa dan Diperas "Mami", Sekali Booking Dibayar Segini

Ia juga kesulitan mendapatkan makanan lantaran di kafe sekaligus karaoke tempat mereka bekerja di Serui, Yapen, Papua, hanya mendapat gaji

Editor: Nani Rachmaini
jamaicaobserver.com
Ilustrasi human trafficking. 

Laporan Wartawan Tribunmanado.co.id Alexander Pattyranie

TRIBUNJAMBI.COM, MANADO - Korban perdagangan manusia asal Kota Manado, Sulawesi Utara, yang berhasil dipulangkan Pemerintah Provinsi Sulut, memberikan pengakuan mengejutkan.

Saat berbincang dengan Tribunmanado.co.id di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sulut, Jalan TNI, Tikala, Manado, Sulut, Minggu (3/12/2017) ia mengisahkan pengalaman memilukan.

http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/korban-human-trafficking-asal-manado-yang-diselamatkan-di-papua_20171203_220607.jpg
TRIBUNMANADO/ALEXANDER PATTYRANIE
Korban Human Trafficking asal Manado yang diselamatkan di Papua, tiba di Manado pada (3/12/2017)

"Waktu itu saya di sana, ada ladies lama yang mabuk memukul saya," kata wanita inisial NM (17), satu di antara korban human trafficking.

Ia juga kesulitan mendapatkan makanan lantaran di kafe sekaligus karaoke tempat mereka bekerja di Serui, Yapen, Papua, hanya mendapat gaji tetap sebesar Rp 500 ribu per bulan.

Sering mendapat ancaman oleh para ladies yang lama dan mami mereka.

Sedangkan mendapat booking-an dari para tamu, ia dibayar Rp 100 ribu. Setengah dari angka itu disetor ke tempat ia bekerja.

Sementara, per hari ia hanya mendapat jatah sekali di-booking.

Sedangkan biaya hidup di sana mahal, ia pun memilih untuk melarikan diri.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved