Panitia Minta Maaf - Diduga Euforia Hingga Kebablasan, Joged Bumbung Diwarnai Aksi Tak Senonoh

Ketua Panitia Trail Advanture Gede Adi Wistara (30) tak menampik jika Joged Bumbung yang digelar memang sempat diwarnai dengan

Editor: Fifi Suryani
Youtube/Tribunnews

TRIBUNJAMBI.COM, SINGARAJA - Ketua Panitia Trail Advanture Gede Adi Wistara (30) tak menampik jika Joged Bumbung yang digelar memang sempat diwarnai dengan aksi tak senonoh.

Ia berharap kejadian tersebut tidak dibesar-besarkan lagi, dengan alasan sudah melakukan permintaan maaf pada masyarakat, dan sudah memberikan klarifikasi di Polsek Tejakula.

Baca: VIDEO: Bikin Geram! Penari di Acara Amal Gunung Agung Dilecehkan Para Pemuda Beraksi Tak Senonoh

"Saya sudah minta maaf kepada masyarakat. Juga di medsos sudah klarifikasi. Intinya panitia tidak ada unsur kesengajaan. Kita sudah mencegah. Hanya euforia saja. Mohon agar tidak dibesar-besarkan lagi," ujarnya pada Jumat (24/11/2017).          

Acara Trail Adventure ini melibatkan hingga 700 orang tracker dari seluruh wilayah Bali, dan dibuka secara resmi oleh Dinas Perhubungan Buleleng.

Di samping berada di daerah perbukitan yang merupakan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan offroad, mereka sengaja memilih Desa Les sebagai lokasi acara, lantaran desa tersebut juga dijadikan sebagai tempat untuk menampung para pengungsi Gunung Agung, Karangasem.

"Ya Joged Bumbung itu merupakan hiburan bagi para tracker setelah melakukan offroad. Ada dangdutan juga. Awalnya sang penari Joged Bumbung menari biasa sesuai dengan pakem. Namun setelah hari semakin sore rupanya penari dan pengibingnya semakin larut sehingga ada gerakan tak senonoh. Kami dari panitia pun langsung menegur agar jangan ada porno. Kami sudah mengingatkan," kilah pria asal Banjar Kangin, Desa Les, ini.

Wistara menyebutkan, jumlah penari dalam pementasan Joged Bumbung ini empat orang wanita.

Baca: Meski Janda, Pria Kaya Klepek-klepek di Depan Jennifer Dunn. Rahasianya Diungkap Hotman Paris

Baca: TRAGIS - Lima Saudara Kandung Meninggal Setelah Makan Ikan Pedas Asam Kurau, Ternyata Ikannya. . .

Mereka didatangkan dari Desa Sinabun, dengan tarif Rp 300 ribu untuk masing-masing penarinya.

"Sebenarnya sudah ada perjanjian. Panitia tidak mau ada yang berbau porno. Mungkin karena euforia saat pentas, sehingga jadi kebablasan," ujarnya.

Lakukan Penyelidikan

Adanya pornoaksi dalam tarian jogeb ini pun membuat KapolresBuleleng, AKBP Made Suka Wijaya, ikut bereaksi.

Saat ini, kata dia, anggota kepolisian sedang melakukan penyelidikan terkait video yang telah membuat netizen heboh tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved