Smarphone Ilegal Beredar Bebas, Calon Pembeli Dipikat Harga Murah

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI ‑ Penjualan smartphone ilegal atau black market masih marak di Kota Jambi.

Bahkan beberapa toko penjual ponsel secara terang-terangan menawarkannya kepada masyarakat.

Kasus teranyar peredaran barang ilegal tersebut adalah tangkapan oleh Polres Tanjung Jabung Timur, 18 Oktober lalu.

Ada sekira 612 unit barang-barang elektronik yang diamankan oleh polisi. Masing-masing 328 kotak dimuat di dalam truk PS, sisanya 284 kotak lagi di truk berbeda.

Ciri telepon seluler ilegal di antaranya terlihat pada buku petunjuk penggunaan, yakni tidak adanya Bahasa Indonesia.

Ciri lainnya adalah tidak memiliki garansi resmi dari distributor.

Pantauan Tribun saat mengunjungi beberapa toko penjualan handphone di wilayah Sipin dan di Pasar Kota Jambi, tak sedikit toko yang memperjualbelikan produk yang biasa disebut BM.

Mayoritas smartphone black market yang diperjualbelikan berasal dari merek pabrikan Tiongkok.

Hal itu diketahui setelah memeriksanya. Tak ada bahasa Indonesia di buku panduan operasional.

"Kami tidak tahu mengapa gitu Bang, memang bawaannya dari sana kayak gitu,” kata P, seorang karyawan di konter handphone yang berada di kawasan Sipin, pekan lalu.

Padahal barang masih baru dibuka dari kotaknya. Di dalamnya hanya ada petunjuk penggunaan menggunakan aksara Tiongkok.

P mengatakan dia hanya bertugas menjual barang dagangan saja. Ia tidak mengetahui barangnya tersebut berasal dari mana.

"Itu urusan bos kami, tidak tahu dari mana mereka beli HP. Kami cuma jual bae," ungkapnya, pekan lalu.

Dia juga mengaku, beberapa ponsel cerdas pabrikan dari Tiongkok memang tak memiliki garansi distributor.

Konsumen yang membeli ditawarkan untuk menggunakan garansi toko. Dia juga bilang, untuk produk yang memiliki garansi dari distributor, bisa juga diganti jadi garansi toko.