Sebut di RSUD Raden Mataher Jambi Ada Dokter Nakal, Syahbandar Minta Dinkes Bertindak
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Syahbandar menyebut, satu diantara dokter yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mataher Jambi tidak disiplin.
Penulis: Muzakkir | Editor: bandot
Laporan Wartawan Tribunjambi, Muzakkir
TRIBUNJAMBI.COM - Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Syahbandar menyebut, satu diantara dokter yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mataher Jambi tidak disiplin.
Syahbandar mengatakan dokter tersebut kedapatan meninggalkan tempat kerja ketika jam dinas.
Akibatnya, pasien yang seharusnya mendapatkan penangan cepat oleh dokter tersebut hanya bisa pasrah dan bersabar menunggu dokter tersebut datang.
Dikatakan Syahbandar, seharusnya dokter yang berstatus PNS harus mementingkan dimana ia berdinas, bukan mementingkan tempat praktek pribadinya.
"Ini sudah tidak benar. Sebagai abdi negara, dokter tersebut harus mementingkan tempat dinas, bukan tempat pribadi," kata Syahbandar, Jumat (17/11).
Kepada dokter yang berdinas di RSUD, Syahbandar meminta kepada mereka untuk menaati aturan dengan mementingkan dimana ia bernaung, bukan kepentingan pribadi.
Atas kejadian itu, dirinya juga meminta kepada dinas Kesehatan untuk menertibkan dokter-dokter yang praktek dalam jam dinas. Selain dinas kesehatan juga harus meregulasi jam-jam prakter dokter.
"Dokter itu tidak boleh praktek diatas tiga tempat. Dari dulu sudah kami sampaikan ke dinas kesehatan, tapi hingga saat ini belum ada tindakan," katanya.
Praduga dia, kejadian ini sudah lama terjadi namun isu itu baru keluar saat ketika ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Bustami yang mengalami langsung kejadian itu. Hal itu dibenarkan oleh Bustami.
Menurut Bustami, beberapa hari lalu dirinya ikut antre bersama warga di RSUD Raden Mataher Jambi untuk melakukan USG, namun sayang, ketika itu dokter bersangkutan tidak ada ditempat. Informasi yang ia terima, dokter itu tengah menjalani praktek ditempat lain.
"Ada ibu-ibu yang dua hari tidak jadi USG. Alasannya dokter lagi praktek ditempat lain. Ini sudah tidak benar," kata Bustami.
Menurut dia, untuk USG ini bisa didelegasikan kepada stafnya untuk melakukan penanganan, sebab USG sifatnya hanya melakukan pengecekan.
"Hasil cek itu baru dilaporkan kepada dokter. Ini tidak dilakukan itu," katanya lagi.
Dirinya meminta agar Dinas kesehatan dan pihak rumah sakit untuk menertibkan dokter-dokter yang nakal itu. (*)