Berita Viral
Reaksi PBNU Soal Perangai Gus Elham yang Viral: Fenomena Gus-gusan, Modal Ganteng
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Gus Elham Yahya dianggap tidak patut
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
TRIBUNJAMBI.COM - Kelakuan Gus Elham Yahya yang viral usai mencium pipi hingga bibir bocah perempuan ramai menuai cibiran.
Pria bernama lengkap Muhammad Elham Yahya Luqman viral cium pipi hingga bibir anak kecil perempuan.
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Gus Elham Yahya dianggap tidak patut dan tidak wajar.
Kali ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ikut berkomentar.
Ketua Tanfidziyah PBNU Ahmad Fahrur Rozi menyoroti fenomena maraknya pendakwah yang dikenal bukan karena keilmuan, melainkan karena kelucuan dan gaya gaulnya di media sosial.
Menurutnya, banyak masyarakat kini tertarik mengaji lantaran sosok pendakwahnya lucu, bukan karena substansi ilmunya.
Pernyataan itu disampaikan Ahmad Fahrur Rozi menanggapi polemik yang melibatkan Muhammad Elham Yahya Luqman atau yang dikenal sebagai Gus Elham Yahya, pendakwah asal Kediri, Jawa Timur, yang viral setelah aksinya mencium pipi hingga bibir seorang bocah perempuan tersebar di media sosial.
Baca juga: Jeritan Hati Teguh Ditinggal Istri Karena Tergiur Janji Pajero Pria Lain
Baca juga: Tipu Daya Mery Ana Titip Bilqis Anak Penculikan ke Suku Anak Dalam Jambi, Ambil Rp 85 Juta
“Ketoprak-ketoprak, dagelan-dagelan jadi ustaz sekarang. Ludruk bisa jadi ustaz. Orang mencari lucunya, bukan ilmunya,” ujar Fahrur Rozi, dikutip dari tayangan YouTube TV One, Kamis (13/11/2025).
Ia menilai, tindakan Gus Elham mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama yang seharusnya dijunjung tinggi oleh seorang pendakwah.
Menurutnya, arus media sosial yang deras kerap membuat publik lebih terpesona pada tampilan luar ketimbang kapasitas keilmuan seorang dai.
“Sekarang ini banyak fenomena tentang gus-gusan modalnya ganteng, gaul, lucu, disukai anak-anak muda, dan kemudian viral."
"Walaupun, saya banyak tahu di antara mereka yang tidak memiliki kemampuan yang cukup,” ujarnya.
Fahrur Rozi mengimbau agar para pendakwah membawa kitab atau rujukan saat berdakwah, agar pesan yang disampaikan tetap terarah dan sesuai sumber ajaran.
“Seharusnya dia pegang satu kitab atau rujukan, sehingga tidak keluar dari pembahasan,” imbuhnya.
Ia juga mengaku prihatin dengan maraknya pendakwah yang keliru membaca ayat maupun hadis.
“Saya kadang ngeri juga mendengarkan, baca ayat salah, baca hadis salah,” lanjutnya.
PBNU, lanjut Fahrur Rozi, mendorong masyarakat untuk lebih cerdas dan kritis dalam memilih guru agama, kyai, atau dai yang benar-benar memiliki ilmu mendalam dan akhlak terpuji.
“Tidak semua Gus itu pintar, masyarakat kadang salah paham. Tidak semua Gus itu otomatis seorang pintar seperti bapaknya. Jadi memang kadang kita menyesalkan orang yang dibesarkan oleh medsos,” ujarnya.
Menurutnya, fenomena pendakwah yang terkenal lewat media sosial kini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia dakwah.
Banyak di antara mereka lebih dikenal karena gaya bicara dan kelucuan, bukan karena kedalaman ilmu agama yang dimiliki.
“Lewat medsos banyak orang tertarik karena gaya bicaranya, lucunya, bukan karena materi atau ilmunya. Dan hal itu menjadi tantangan dakwah bagi kita,” lanjutnya.
Gus Fahrur menjelaskan, PBNU sejatinya telah bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag), juga dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait standarisasi bagi para pendakwah.
Hal ini agar dakwah lebih terarah dan beretika.
Namun, ia mengakui bahwa regulasi tersebut belum mampu menjangkau seluruh penceramah di Indonesia.
“Pemerintah belum memberikan standar wajib sertifikasi,” ujarnya.
Gus Fahrur juga menambahkan, dalam kasus ini penting bagi para dai memahami konteks ajaran agama secara utuh, termasuk soal anjuran Rasulullah SAW untuk mencium anak-anak.
Menurutnya, anjuran tersebut memiliki konteks dan batasan yang jelas.
“Memang ada anjuran Nabi mencium anak, ini saya kira pentingnya dai mengaji yang cukup supaya tahu. Jadi tidak asal mencium anak kecil lalu semuanya anak kecil dicium. Seharusnya dijelaskan terlebih dahulu anak kecilnya siapa, usianya berapa, kasusnya bagaimana, dan bagaimana cara menciumnya,” jelasnya.
Ia menekankan, pengetahuan agama yang mendalam sangat penting bagi seorang dai agar tidak salah menafsirkan ajaran Nabi.
“Maka dia harus menguasai betul apa yang akan dia lakukan, sehingga tidak salah menafsirkan sesuatu yang mungkin dia anggap benar,” ujar Gus Fahrur.
Gus Elham Minta Maaf
Gus Elham Yahya, disorot usai videonya sering mencium pipi hingga bibir anak kecil perempuan beredar di sosial media.
Sontak video-video dirinya tersebut viral dan mendapat respon negatif dari warganet.
Pengurus MT Ibadallah tersebut pun meminta maaf secara terbuka didampingi beberapa orang.
Dalam video permintaan maafnya, Gus Elham Yahya mengakui bahwa perbuatannya mencium pipi hingga bibir anak kecil perempuan merupakan kesalahan.
Dirinya pun berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai pembelajaran.
Lantas berikut video permintaan maafnya, dikutip dari tayangan di unggahan Instagram @kediriraya_info:
“Dengan penuh kerendahan hati saya Muhammad Ilham Yahya secara pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya epada seluruh masyarakat atas beredarnya video yang menimbulkan kegaduhan.”
“Saya mengakui bahwa hal tersebut merupakan kekhilafan dan kesalahan saya pribadi, saya berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga agar tidak mengulangi hal serupa di masa mendatang.”
“Dan saya juga bertekad untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih bijak sesuai dengan norma agama, etika dan budaya bangsa, serta menjunjung tinggi akhlak karimah,” ujarnya dalam permintaan maafnya.
Gus Elham Yahya menyebut bahwa video yang beredar di sosial media tersebut merupakan video lama, dan kini telah dihapus dari sosial media.
Dirinya juga mengklarifikasi bahwa anak-anak kecil perempuan di video tersebut berada di bawah pengawasan orang tuanya saat kejadian.
Di mana saat itu, menurut pengakuan Gus Elham Yahya orang tua anak-anak tersebut menjadi jamaah di pengajiannya.
“Perlu kami sampaikan bahwa video yang beredar merupakan video lama dan telah kami hapus dari seluruh media sosial resmi milik kami.”
“Dan perlu disampaikan juga bahwa anak-anak dalam video viral tersebut adalah mereka yang dalam pengawasan orang tuanya yang mengikuti pengajian saya, walaupun demikian saya tetap memohon maaf atas hal tersebut.”
“Demikian permohonan maaf dan klarifikasi ini saya sampaikan Semoga Allah ta'ala mengampuni kekhilafan kita semuanya dan senantiasa membimbing langkah kita di jalan kebaikan,” tutupnya.
| Perangai Aiptu I Dua Kali Digrebek dengan Istri Pecatan Polisi, Niat Mau Nikah Tapi Terganjal Restu |
|
|---|
| Pengantin Wanita Menangis Diusir Suami di Malam Pertama, Rupanya Sang Istri Ketahuan Berbohong |
|
|---|
| Tampang Asli Dea Sister Hong Lombok, Rupanya Aslinya Pria Bernama Denny, Berkedok MUA |
|
|---|
| Turun Tangan Prabowo Gegara 2 Guru Dipecat Usai Bantu Honorer, Giliran Polda Bongkar Tersangka |
|
|---|
| Histeris Siswa SMA Ada Cacing di Menu MBG hingga Viral, Kepala BGN: Cacing Tanah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/Sosok-Gus-Elham-Yahya-Pendakwah-Cium-Kokop-Bocah-Perempuan-Dikecam-Menteri-PPA-Pelehan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.