Berita Viral
Reaksi PBNU Soal Perangai Gus Elham yang Viral: Fenomena Gus-gusan, Modal Ganteng
Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Gus Elham Yahya dianggap tidak patut
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
“Saya kadang ngeri juga mendengarkan, baca ayat salah, baca hadis salah,” lanjutnya.
PBNU, lanjut Fahrur Rozi, mendorong masyarakat untuk lebih cerdas dan kritis dalam memilih guru agama, kyai, atau dai yang benar-benar memiliki ilmu mendalam dan akhlak terpuji.
“Tidak semua Gus itu pintar, masyarakat kadang salah paham. Tidak semua Gus itu otomatis seorang pintar seperti bapaknya. Jadi memang kadang kita menyesalkan orang yang dibesarkan oleh medsos,” ujarnya.
Menurutnya, fenomena pendakwah yang terkenal lewat media sosial kini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia dakwah.
Banyak di antara mereka lebih dikenal karena gaya bicara dan kelucuan, bukan karena kedalaman ilmu agama yang dimiliki.
“Lewat medsos banyak orang tertarik karena gaya bicaranya, lucunya, bukan karena materi atau ilmunya. Dan hal itu menjadi tantangan dakwah bagi kita,” lanjutnya.
Gus Fahrur menjelaskan, PBNU sejatinya telah bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag), juga dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait standarisasi bagi para pendakwah.
Hal ini agar dakwah lebih terarah dan beretika.
Namun, ia mengakui bahwa regulasi tersebut belum mampu menjangkau seluruh penceramah di Indonesia.
“Pemerintah belum memberikan standar wajib sertifikasi,” ujarnya.
Gus Fahrur juga menambahkan, dalam kasus ini penting bagi para dai memahami konteks ajaran agama secara utuh, termasuk soal anjuran Rasulullah SAW untuk mencium anak-anak.
Menurutnya, anjuran tersebut memiliki konteks dan batasan yang jelas.
“Memang ada anjuran Nabi mencium anak, ini saya kira pentingnya dai mengaji yang cukup supaya tahu. Jadi tidak asal mencium anak kecil lalu semuanya anak kecil dicium. Seharusnya dijelaskan terlebih dahulu anak kecilnya siapa, usianya berapa, kasusnya bagaimana, dan bagaimana cara menciumnya,” jelasnya.
Ia menekankan, pengetahuan agama yang mendalam sangat penting bagi seorang dai agar tidak salah menafsirkan ajaran Nabi.
“Maka dia harus menguasai betul apa yang akan dia lakukan, sehingga tidak salah menafsirkan sesuatu yang mungkin dia anggap benar,” ujar Gus Fahrur.
| Perangai Aiptu I Dua Kali Digrebek dengan Istri Pecatan Polisi, Niat Mau Nikah Tapi Terganjal Restu |
|
|---|
| Pengantin Wanita Menangis Diusir Suami di Malam Pertama, Rupanya Sang Istri Ketahuan Berbohong |
|
|---|
| Tampang Asli Dea Sister Hong Lombok, Rupanya Aslinya Pria Bernama Denny, Berkedok MUA |
|
|---|
| Turun Tangan Prabowo Gegara 2 Guru Dipecat Usai Bantu Honorer, Giliran Polda Bongkar Tersangka |
|
|---|
| Histeris Siswa SMA Ada Cacing di Menu MBG hingga Viral, Kepala BGN: Cacing Tanah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/Sosok-Gus-Elham-Yahya-Pendakwah-Cium-Kokop-Bocah-Perempuan-Dikecam-Menteri-PPA-Pelehan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.