Berita Nasional

Geramnya Rismon Sianipar ke Jokowi Soal Ijazah : Dia Tidak Pernah Lulus Sarjana

Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Jokowi kembali memanas dengan pernyataan dari Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kembali memanas dengan pernyataan dari Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar. 

​ TRIBUNJAMBI.COM –  Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kembali memanas dengan pernyataan dari Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar.

Rismon Sianipar seorang ahli forensik digital, menyebarkan klaim bahwa ijazah S1 Jokowi palsu melalui kanal YouTube dan media sosialnya selama periode 2024-2025.

Karena ia meyakini foto pada ijazah tersebut adalah hasil rekayasa.

Rismon berkeyakinan dengan memaparkan analisis forensik digital versinya untuk menunjukkan kejanggalan. 

Terbaru, Rismon menyoroti perubahan pengakuan Jokowi terkait sosok krusial dalam perjalanan akademis seorang mahasiswa: dosen pembimbing skripsi.

​Rismon dengan tegas menyatakan bahwa hanya ada dua kemungkinan seseorang bisa melupakan nama dan wajah dosen yang membimbing tugas akhirnya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

​“Seseorang tidak mungkin lupa wajah dan nama dosen pembimbing skripsinya. Kalau lupa, hanya ada dua kemungkinan: orang gila (ODGJ) atau penipu,” ujar Rismon di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

​Pernyataan ini bukan tanpa dasar. Rismon merujuk pada inkonsistensi pernyataan Jokowi selama bertahun-tahun.

​"Pada 19 Desember 2017, Jokowi pernah menyebut dosen bernama Kasmujo sebagai pembimbing skripsinya," jelas Rismon.

 "Namun," lanjutnya, "delapan tahun kemudian, pada 2025 ini, Jokowi meralat pernyataannya sendiri dan menyebut Kasmujo hanya merupakan dosen pembimbing akademik, bukan pembimbing skripsi."

​Revisi pengakuan ini, yang muncul di tengah badai tuduhan pemalsuan ijazah, dianggap Rismon sebagai sebuah kejanggalan fatal.

​“Tanpa dosen pembimbing skripsi, seseorang tidak akan pernah menyelesaikan kuliahnya. Itu sosok yang pasti diingat,” tegasnya.

​Bagi Rismon, perubahan cerita ini bukanlah sekadar lupa ingatan biasa. Ia menarik kesimpulan yang jauh lebih tajam atas inkonsistensi tersebut.

​“Kalau dari 2017 dikoreksi lagi di 2025, itu sudah cukup sebagai konfirmasi bahwa sebenarnya dia tidak pernah lulus sarjana dari UGM,” tudingnya.

​Ditantang di Meja Penyidikan, Menantang Balik ke Debat Terbuka

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved