Jokowi Tak Goyah, Tolak Projo Jadi Partai: Kawal Prabowo-Gibran Sampai 2029

Tidak terjebak pada biaya operasional partai konvensional yang sangat besar.

Sehingga menghindari potensi mencari anggaran dari APBN.

2. Struktur Modern

Mendorong penggunaan kantor virtual (virtual office) untuk efisiensi biaya.

3. Demokrasi Internal Penuh

Pemilihan seluruh pengurus dan Ketua Umum harus dilakukan oleh seluruh anggota.

"Pak Jokowi menyampaikan... 'saya tidak mau partai yang saya ada, saya bangun itu seperti partai-partai yang konvensional. Saya mau itu harus menjadi partai super terbuka'," jelas Freddy, menirukan pesan dari Dewan Pembina Projo.

Relevansi Partai Politik

Freddy juga mengungkapkan pergulatan batin Jokowi yang menjadi alasan mendasar mengapa hingga kini mantan presiden itu belum juga mendeklarasikan diri untuk membentuk atau bergabung dengan parpol tertentu.

"Makanya saya terus berpikir, kata beliau, apa masih relevan saya mendirikan partai politik atau gabung di partai politik secara formal, karena kepercayaan rakyat, kepercayaan yang diberikan rakyat kepada saya itu sudah luar biasa," kata Freddy mengutip Jokowi.

Meskipun demikian, Jokowi memberi sinyal positif atas aspirasi tersebut.

"Coba nanti kita lihat momentum yang pas, apakah ini bisa kita deklarasikan," ujar Freddy, mengisyaratkan bahwa keputusan akhir untuk mentransformasi Projo masih berada di tangan Jokowi.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sebelum Jadi Tersangka Pengerusakan, Anggota DPRD Sungai Penuh Jambi Viral Maki Pekerja

Baca juga: Muak! Waketum Projo dan Jokowi Kompak Ogah Respon Roy Suryo Soal Isu Ijazah Palsu

Baca juga: Anggota DPRD Sungai Penuh Jambi Fahrudin Jadi Tersangka Pengerusakan Pembatas Jalan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Tak Ingin Projo Jadi Partai Politik