Berita Viral
Menangis Ayi Bayinya Meninggal karena Diare Tapi Disuruh Nunggu Seharian, Perawat Tak Kunjung Datang
Rasa pilu dialami Ayi, seorang ibu di Pangkalpinang, Bangka Belitung bayinya inisial AZ meninggal dunia karena diare diduga karena kelalaian
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
TRIBUNJAMBI.COM - Rasa pilu dialami Ayi, seorang ibu di Pangkalpinang, Bangka Belitung bayinya inisial AZ meninggal dunia karena diare diduga karena kelalaian penanganan medis.
Ya, Ayi begitu terpukul usai bayinya 11 bulan meninggal dunia diduga akibat kelalaian penanganan media di rumah sakit.
Kini Ayi pun menuntut pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit atas meninggalnya sang buah hati.
Peristiwa itu berawal ketika sang bayi mengalami gejala diare dan muntah parah.
Kemudian Ayi membawa anaknya ke Rumah Sakit di Pangkalpinang untuk segera ditolong.
Awalnya ia mendapatkan pelayanan normal seperti biasanya.
Baca juga: Suami Tes DNA Anaknya, Hasilnya Bikin Keluarga Kaget Bukan Main, Rahasia Istri Akhirnya Terbongkar
Baca juga: Mati Kutu Ahmad Sahroni, Warga Batak dan Minang Tolak Mengakuinya Sebagai Anggotanya: Jelas Itu Aib
Baca juga: Geger Penemuan Jasad Bayi Perempuan Termutilasi di Lemari Kos, Sang Ibu Menghilang Tanpa Jejak
“Pas datang ke rumah sakit, dimana biasanya saya pergi ke rumah sakit umum. Pas sampai ke rumah sakit dibilang bahwa anak saya harus ada tindakan dan rawat inap,” ungkap Ayi, Selasa (2/9/2025).
Namun, proses pemindahan dari UGD ke ruang rawat inap memakan waktu berjam-jam.
Menurut Ayi, kondisi anaknya semakin memburuk selama masa tunggu itu.
“Dari UGD dikasih obat, habis itu lepas infus, terus saya bilang ke perawat infus lepas, tapi perawat bilang nanti dipasang di atas saja.
Sementara kami di UGD sampai naik ke atas itu berjam-jam menunggu. Sudah saya bilang ke perawat, anak saya makin parah.
Diare terus-menerus, panas tinggi, menggigil. Tapi hanya disuruh menunggu sampai besok,” ujarnya.
Merasa gelisah, atas kondisi anak yang semakin memburuk ketika tiba di ruangan rawat inap Ayi sempat menekan tombol darurat.
Namun, respons dari pihak rumah sakit atau perawat sama sekali tidak datang ke ruangan. Tragisnya, nyawa sang bayi tidak tertolong.
“Saya bilang pas la sampai ke ruangan atas ke perawat bahwa anak saya tambah parah BAB-nya, cairan tidak berhenti.
Tapi respons mereka katanya memang seperti itu reaksinya, tidak apa-apa dan disuruh tunggu sampai besok, karena saya gelisah anak panas tinggi dan saya pencet tombol panggilan darurat, sampai anak saya tidak bernyawa lagi,” terang Ayi.
“Kondisi seprai, baju semua basah karena diare tadi. Sampai saya hamburkan diapers di situ karena tidak ada tindakan cepat dari mereka,” tuturnya.
Yang lebih menyakitkan, menurut Ayi, pihak rumah sakit seolah tidak menunjukkan empati atas kejadian tersebut.
“Katanya, tidak ada orang meninggal karena diare. Padahal anak saya jelas-jelas kehilangan cairan terus menerus sejak di UGD,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Pihak keluarga merasa kecewa karena setelah sang bayi dinyatakan meninggal, tidak ada tindakan sigap dari rumah sakit.
Jenazah anak dibawa keluar menggunakan mobil patroli Polres, bukan ambulans rumah sakit.
“Pas anak saya meninggal baru saya teriak histeris dan datang perawat, ngamuk. Perawat ini sempat minta maaf, bilang mungkin tombolnya error.
Terus saya jawab seperti mana rumah sakit yang besar tombolnya bisa rusak. Ini mempertaruhkan nyawa bayi,”tegas Ayi.
Ia berharap kejadian ini menjadi perhatian serius dan meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit.
“Saya pribadi tidak ikhlas. Saya minta pertanggungjawaban rumah sakit karena bukan hanya saya, banyak juga komentar warga lain soal buruknya pelayanan di rumah sakit ini. Tadi yang bawa anak saya juga dari mobil patroli Polres bukan dari rumah sakit dan mereka hanya melihat saja,” tuturnya.
Terungkapnya kematian bayi ini setelah video viral yang beredar di media sosial.
Video viral berdurasi 51 detik itu memperlihatkan seorang ibu menangis histeris.
Dalam video yang diunggah oleh akun Facebook @Istillknow Ezti bertuliskan “Plizz jangan terjadi lagi begini” sang ibu belakangan bernama Ayi, meluapkan kemarahannya karena merasa tidak mendapat pelayanan medis yang layak dari pihak rumah sakit di Pangkalpinang, Bangka Belitung hingga mengakibatkan nyawa anaknya yang masih berusia 11 bulan tidak tertolong.
Video yang sudah tayang lebih dari 2 jam ini telah ditonton 18,2 ribu penonton dan menuai berbagai komentar.
Dalam video tersebut sang korban ibu menjelaskan kejadian memilukan ini yang bermula saat sang anak mengalami diare sejak sore hari.
Kronologi
Karena kondisinya tak kunjung membaik, ibu korban membawa anaknya ke rumah sakit di Pangkalpinang untuk mendapatkan penanganan medis.
Bayi malang itu kemudian dirawat inap dan diinfus di salah satu ruangan.
Namun pada tengah malam, kondisi sang anak memburuk.
Ia mengalami demam tinggi disertai menggigil hebat hingga tak bisa tidur.
Di saat genting itu, infus anak tersebut diketahui terlepas.
Sang ibu yang panik segera memanggil perawat dengan menekan bel panggilan berulang kali.
Tragisnya, tidak ada satu pun petugas medis yang datang menolong.
“Anak saya tidak dipedulikan semalam di sini. Saya pencet berkali-kali bel panggilan, tidak ada yang memperdulikan. Saya tidak terima dari semalam tidak dipeduli,” teriak Ayi dengan suara bergetar.
Sekitar pukul 20.40 WIB, Selasa (2/9/2025) malam, pihak rumah sakit di Pangkalpinang menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya pasien bayi berinisial AZ, usia 11 bulan yang meninggal dunia Selasa, (2/9/2025) di RSBT.
Melalui pernyataan resmi, pihak rumah sakit menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga yang ditinggalkan atas kehilangan yang sangat mendalam ini.
“Sejak pertama kali pasien mendapat perawatan, seluruh tim medis kami telah berupaya maksimal dengan memberikan pertolongan sesuai dengan prosedur dan standar pelayanan medis yang berlaku. Berbagai langkah penyelamatan telah dilakukan dengan sepenuh hati, namun Tuhan berkehendak lain,” ungkap dr R Agus Subarkaha, Direktur RS Bakti Timah Pangkalpinang dalam keterangan rilis yang disampaikan, Selasa (2/9/2025).
Pihak rumah sakit juga menegaskan bahwa pihaknya menghormati sepenuhnya privasi keluarga, sehingga tidak dapat memberikan rincian medis pasien kepada publik.
“Kami memahami betapa besar rasa kehilangan dan kesedihan yang dirasakan keluarga. Dalam situasi ini, kami menghormati sepenuhnya privasi keluarga, sehingga kami tidak dapat menyampaikan detail medis pasien demi menjaga kerahasiaan rekam medis serta mematuhi etika kedokteran,” terang Agus.
Kata Agus, proses pemulangan jenazah bayi AZ telah dilakukan dengan penuh penghormatan, setelah seluruh prosedur medis dan administratif diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku.
Dia menyebut, Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang akan terus berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi seluruh masyarakat.
“Kami juga berterima kasih kepada media dan masyarakat atas pengertian serta doa yang diberikan,” tuturnya.
Mati Kutu Ahmad Sahroni, Warga Batak dan Minang Tolak Mengakuinya Sebagai Anggotanya: Jelas Itu Aib |
![]() |
---|
Geger Penemuan Jasad Bayi Perempuan Termutilasi di Lemari Kos, Sang Ibu Menghilang Tanpa Jejak |
![]() |
---|
Nasib Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Akhirnya Tak Dapat Lagi Gaji Jika Permintaan Nasdem Dikabulkan |
![]() |
---|
DPR RI Akhirnya Stop Hak Eko Patrio, Nafa Urbach, Uya Kuya dan Ahmad Sahroni di Legislatif |
![]() |
---|
Panik dan Syok Ibu Bocah Viral Jarah Jam Mewah Ahmad Sahroni Seharga Rp11 Miliar: Tak Bisa Tidur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.