Berita Jambi

AMAN Jambi Bantah SAD Terlibat Penculikan Anak, Sebut Alasan ‘Perbaikan Keturunan’ Tak Masuk Akal

Ketua Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jambi, Endang Kuswardani, menanggapi pernyataan aparat kepolisian di Makassar

Penulis: Rifani Halim | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribun Timur
Bilqis kembali ke pelukan ayah usai diculik di Makassar dan dijual ke Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Ketua Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jambi, Endang Kuswardani, menanggapi pernyataan aparat kepolisian di Makassar yang menyebut dugaan penculikan anak dari Makassar ke Jambi dilakukan dengan alasan “perbaikan keturunan” Suku Anak Dalam (SAD).

Endang menilai pernyataan tersebut tidak masuk akal dan cenderung mendiskreditkan masyarakat adat.

“Apapun konteksnya, kita perlu dua pertanyaan dulu: apakah benar pelaku itu Suku Anak Dalam, atau ada oknum lain yang menggunakan nama mereka? Jangan asal menyimpulkan,” tegas Endang saat diwawancarai Tribun Jambi, Rabu (12/11/2025).

Ia menilai tuduhan itu sangat merugikan citra masyarakat adat, yang selama ini hidup sederhana dan jauh dari keterlibatan dalam tindak kejahatan seperti penculikan anak.

Baca juga: Petani Sumringah, Bulog Jambi Beli Gabah Rp6.500 per Kilogram

Menurutnya, bisa jadi ada pihak tertentu yang memanfaatkan nama Suku Anak Dalam untuk kepentingan tertentu.

“SAD tidak mungkin tahu hal-hal seperti itu. Dari mana mereka mengenal konsep perbaikan keturunan lewat penculikan? Itu jelas tidak masuk akal,” ujarnya.

Endang juga menyoroti pernyataan aparat kepolisian yang dinilai berlebihan dan tidak berdasar.

“Kalau bicara soal perbaikan keturunan, logikanya di mana? Anak-anak yang diculik itu masih kecil. Apakah anak-anak bisa hamil? Kecuali kalau yang dimaksud orang dewasa, tapi ini bukan,” tegasnya.

Ia menilai pernyataan itu merupakan analisis keliru yang perlu dikaji ulang, karena justru memperburuk persepsi publik terhadap Suku Anak Dalam.

“Kami sebagai organisasi pelindung masyarakat adat, sangat keberatan. Jangan mendiskreditkan mereka hanya karena asumsi dangkal,” katanya.

Endang meminta aparat penegak hukum menyelidiki kasus ini secara objektif dan mendalam.

“Jangan hanya melihat dari permukaan. Polisi harus mengusut tuntas, jangan membangun opini publik berdasarkan asumsi yang keliru,” katanya.

Lebih lanjut, Endang menjelaskan bahwa kehidupan Suku Anak Dalam yang berpindah-pindah merupakan bagian dari tradisi mereka, bukan karena ingin menghilangkan jejak.

“Itu tradisi mereka, bukan karena ingin kabur. Mereka tidak pernah keluar dari hutan, kecuali kalau hutan mereka sudah habis atau digarap orang,” jelasnya.

Endang juga mengingatkan agar media massa berperan aktif dalam meluruskan pandangan publik dan tidak menelan mentah-mentah pernyataan yang belum terverifikasi.

“Tugas media adalah mengklarifikasi dan meluruskan informasi agar tidak salah persepsi. Jangan sampai masyarakat adat menjadi korban stigma akibat pemberitaan yang tidak berimbang,” pungkasnya.

Baca juga: Terkuak Pelaku Nekat Habisi Istri Pegawai Pajak di Manokwari, Terlilit Utang Judi Online

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved