Penculikan Anak

Begendang Suku Anak Dalam Jambi Ungkap Bilqis Ramadhany Diculik Orang Asing lalu Dibawa ke Merangin

Menurut Begendang, awalnya istrinya didatangi seorang luar yang membawa anak perempuan bernama Bilqis ke komunitas Suku Anak Dalam di Merangin

Penulis: Srituti Apriliani Putri | Editor: asto s
Tribun Jambi
PENCULIK ANAK - Empat orang ditetapkan jadi tersangka penculikan anak di Makassar bernama Bilqis Ramadhany (4). 

Mereka tidak sepenuhnya memahami konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan," tutur Robert Aritonang.

Penuturan Begendang dan Istri

Dia memaparkan keterangan yang diterima KKI Warsi dari Begendang (SAD) terkait anak yang bernama Bilqis Ramadhany (4) yang dibawa ke Merangin.

Menurut Begendang, kata Robert, awalnya istrinya didatangi seorang luar yang membawa anak perempuan bernama Bilqis ke kelompok mereka di sekitar Mentawak, Merangin.

"Si orang luar ini, meminta untuk merawat anak ini karena anak berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak sanggup membiayai kehidupan anak tersebut.

Penyerahan anak ini disertai selembar surat bermatrai Rp 10 ribu yang menyatakan bahwa anak ini diserahkan oleh ibu kandungnya, dan tidak akan ada tuntut menuntut di kemudian hari," jelasnya.

"Namun, sekitar dua hari anak tersebut bersama kelompok ini, ada informasi tentang penculikan. 

Begendang pun menyerahkan anak tersebut ke pihak berwenang," tambahnya.

KKI Warsi menegaskan dalam kasus ini, Orang Rimba merupakan korban dari sistem yang lebih besar korban dari kemiskinan struktural.

Mereka kehilangan wilayah hidup, dan ketidakadilan sosial.

"Ada pihak lain yang memanfaatkan kerentanan mereka. Melalui narasi palsu, janji ekonomi, atau bujukan emosional.

Orang Rimba dijadikan alat dalam jejaring kejahatan yang mereka sendiri tidak pahami," kata Robert.

KKI Warsi menyerukan agar penegakan hukum dan pemberitaan media dilakukan dengan perspektif perlindungan terhadap kelompok rentan.

Publik dan aparat diminta berhati-hati agar tidak menjadikan Orang Rimba kambing hitam atas persoalan sosial yang lebih luas.

"Yang perlu diusut bukan hanya siapa yang terlibat, tetapi siapa yang memanfaatkan Orang Rimba dan menciptakan kondisi yang membuat mereka terjebak dalam situasi ini," tegas Robert Aritonang.

Dia berharap kasus ini diharapkan menjadi momentum untuk melihat secara utuh problematika Orang Rimba, dan mulai langkah-langkah untuk pemulihan persoalan sosial mereka 

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved