TRIBUNJAMBI.COM -Pencarian terhadap korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali terus diintensifkan.
Hingga Jumat (4/7/2025), sebanyak 30 orang dilaporkan masih hilang. Badan SAR Nasional (Basarnas) mengerahkan tiga helikopter guna mengoptimalkan upaya pencarian dan pertolongan korban.
Ketiga helikopter yang diterjunkan berasal dari tiga instansi berbeda, yakni milik Basarnas, Polri, dan pihak swasta dari Bali Air.
Langkah ini diambil untuk memperluas jangkauan pencarian, khususnya di wilayah perairan antara Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, dan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali—lokasi di mana kapal tersebut dilaporkan tenggelam.
“Untuk SRU laut dan SRU udara, karena kita berada di dua wilayah pencarian antara Gilimanuk dan Ketapang, maka komando di lapangan kita bagi dua. OSC Ketapang oleh Danlanal Banyuwangi dan OSC Gilimanuk oleh Kepala Kantor SAR Denpasar,” ujar Deputi Operasi Pencarian, Pertolongan, dan Kesiapsiagaan BNPP Basarnas, Laksamana Muda TNI (Purn) Ribut Eko Suyatno dalam siaran langsung Breaking News Kompas TV siang ini.
Menurut Eko, pihaknya telah mengoordinasikan strategi kerja bagi tim pencarian dan pertolongan, atau Search and Rescue Unit (SRU), baik dari laut maupun udara.
Salah satu helikopter milik Bali Air juga disiagakan karena posisinya dekat dengan Gilimanuk dan dapat segera merespons situasi di lokasi kejadian.
“Potensi SAR dari pihak swasta juga kita libatkan. Ini menunjukkan bahwa semua pihak terpanggil secara kemanusiaan.
Basarnas pun membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa pun yang ingin membantu secara sukarela,” tambah Eko.
Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu malam (2/7/2025). Kapal ini berangkat dari Pelabuhan Ketapang pukul 22.56 WIB menuju Gilimanuk.
Namun hanya dalam waktu sekitar 20 menit setelah keberangkatan, kapal dinyatakan hilang kontak pada pukul 23.15 WIB. Tak lama kemudian, laporan tenggelamnya kapal diterima oleh pihak berwenang.
Mengacu pada manifes resmi, kapal tersebut membawa total 65 orang yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal. Selain itu, kapal juga memuat 22 kendaraan, termasuk 14 truk tronton.
Sejauh ini, enam orang telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Mereka adalah Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), Cahyani (51), Fitri April L., dan anaknya yang berusia tiga tahun, Afnan Aqiel. Jenazah seluruh korban telah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada pihak keluarga.
Dengan ditemukannya enam korban jiwa dan 29 lainnya berhasil diselamatkan sebelumnya, maka hingga saat ini masih ada 30 orang yang dinyatakan hilang dan belum ditemukan.
Proses pencarian terus dilakukan dengan melibatkan unsur gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat.