TRIBUNJAMBI.COM - Dalam rangka memperkuat pemahaman dan keterampilan penanganan luka bakar di lingkungan kerja, SKK Migas – PetroChina International Jabung Ltd. menyelenggarakan Lokakarya Manajemen Basic Burn Course pada Minggu, 22 Juni 2025, bertempat di Rec Hall Geragai Base Camp, Tanjung Jabung Timur.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 17.00 WIB ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai unit kerja, khususnya tenaga medis dan personel pendukung operasional.
Pelatihan menghadirkan narasumber dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, yakni Dr. Ayu Diah, Sp.BP-RE, dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi estetik, serta Dian Mardiani, SKM., SKep., Ners, perawat spesialis luka bakar. Keduanya didampingi tiga orang tim dari Burn Unit RSPP.
Dr. Ayu Diah dalam penyampaian materinya mengatakan bahwa luka bakar merupakan salah satu jenis cedera yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat
“Penanganan awal sangat menentukan hasil akhir pasien,” ujarnya. “Masih banyak kesalahan penanganan yang terjadi di lapangan, seperti menggunakan bahan-bahan tradisional yang justru memperburuk kondisi luka. Melalui pelatihan ini, kami berharap peserta bisa memahami tindakan dasar yang benar untuk mencegah komplikasi lebih lanjut,” tambahnya.
Sementara itu, Dian Mardiani menegaskan bahwa kesiapsiagaan dalam penanganan luka bakar tidak hanya menjadi tanggung jawab tim medis.
“Semua lini kerja harus memahami peran masing-masing dalam sistem tanggap darurat,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya dokumentasi, komunikasi, dan tindakan terkoordinasi untuk menyelamatkan korban luka bakar dalam waktu sesingkat mungkin.
“Golden time dalam kasus luka bakar sangat krusial. Pelatihan seperti ini bertujuan membangun kapasitas kolektif untuk merespons secara efektif,” ujarnya.
Kegiatan ini juga diikuti oleh sejumlah tenaga medis internal seperti Yuliantini, S.Kep., Ners, Zaenul Shidiq, A.Md.Kep., SKM, serta tim dari Klinik Geragai dan Betara.
Dr. Abdul Gani Sugiri, Medical Officer di BUSR PetroChina yang menjadi salah satu peserta, menyambut positif diadakannya pelatihan ini.
“Di lapangan, kami sering menghadapi risiko luka bakar, baik dari peralatan maupun insiden kerja. Pelatihan ini sangat berguna untuk membekali kami dengan pengetahuan dan keterampilan pertolongan pertama yang sesuai standar medis,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi adanya sesi simulasi yang membuat materi menjadi lebih aplikatif dan mudah dipahami.
Senada dengan itu, M. Amin Rais dari Departemen HSE menilai pelatihan ini sangat penting dan bermanfaat untuk seluruh personel, bukan hanya tenaga medis.
“Pengetahuan dasar tentang penanganan luka bakar bisa menjadi penyelamat saat insiden terjadi,” katanya.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesiapan seluruh tim di lapangan,” lanjutnya.
Melalui pelatihan ini, PetroChina berharap seluruh karyawan memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dalam menangani luka bakar, serta mampu menjadi bagian dari sistem tanggap darurat yang sigap dan terorganisir, demi menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
Pelatihan ini diikuti oleh 25 peserta dari berbagai sektor kerja, mulai dari tenaga medis Jabung Field, Medical Jakarta, Puskesmas Sukarejo Tanjab Barat, hingga perwakilan dari HSE Department, Production, NGF Operation, BGP Operation, Fabshop, Field Asset, dan Civil.
Keberagaman latar belakang peserta ini menunjukkan pentingnya pelatihan penanganan luka bakar sebagai bagian dari sistem keselamatan terpadu di lingkungan kerja migas.