TRIBUNJAMBI.COM - Konflik bersenjata antara Iran dan Israel memasuki fase yang lebih kompleks dan canggih dengan dikerahkannya teknologi drone swarm oleh militer Iran.
Langkah ini menandai titik balik penting dalam lanskap peperangan modern di Timur Tengah, mengingat sistem ini dirancang untuk mengaburkan batas antara kekuatan militer konvensional dan operasi presisi berbasis kecerdasan buatan.
Pengerahan kawanan drone oleh Angkatan Darat Iran, seperti yang diumumkan Jenderal Kioumars Heidari pada Senin (16/6/2025), merupakan bagian dari respons militer atas tewasnya tokoh penting Iran akibat serangan Israel.
Operasi ini digambarkan sebagai “serangan terukur” dan menjadi kelanjutan dari Operasi True Promise III, serangkaian serangan yang diluncurkan Iran sejak Jumat (13/6/2025).
“Menanggapi agresi biadab rezim Zionis terhadap Republik Islam Iran, unit pesawat nirawak kami telah mengerahkan puluhan sistem UAV yang merusak untuk menyerang target-target jauh di dalam wilayah pendudukan,” ujar Jenderal Heidari, dikutip dari Tehran Times.
Serangan ini tidak hanya melibatkan drone kamikaze seperti Arash, tetapi juga dipadukan dengan gelombang rudal balistik, menciptakan tekanan militer simultan yang sulit diprediksi dan dihadang sistem pertahanan konvensional.
Sedikitnya delapan gelombang serangan telah dilaporkan sejak Jumat lalu, dengan sejumlah fasilitas strategis di Israel seperti kilang minyak Haifa, kawasan industri militer pelabuhan, dan markas besar militer Kirya di Tel Aviv mengalami kerusakan.
Penggunaan drone swarm menjadi perhatian utama dalam dinamika ini. Teknologi ini memungkinkan puluhan drone untuk beroperasi layaknya satu entitas, berbagi data secara real-time, menghindari radar, serta merancang manuver serangan secara otomatis.
Dalam konteks perang asimetris, drone swarm merepresentasikan strategi cost-effective yang mampu menandingi kekuatan besar tanpa keterlibatan armada militer besar.
Pengamat militer memandang bahwa ini bukan sekadar unjuk kekuatan Iran, melainkan bagian dari transformasi medan perang modern yang semakin didominasi oleh kecerdasan buatan dan sistem tanpa awak.
Di tengah ketiadaan konfirmasi resmi dari Israel, publik internasional menunggu apakah serangan ini akan memicu intervensi lebih luas di kawasan.
Di saat yang sama, pertanyaan besar muncul: apakah drone swarm kini akan menjadi senjata utama di konflik-konflik masa depan? Teknologi ini sebelumnya banyak diuji dalam simulasi atau operasi terbatas, namun pengerahan dalam jumlah besar terhadap negara sekelas Israel menandai uji lapangan yang sebenarnya dengan konsekuensi strategis yang belum sepenuhnya terlihat.
(TRIBUNJAMBI.COM/TRIBUNNEWS)
Baca juga: PENAMPAKAN Puing Drone Iran yang Berhasil Dicegat Israel dan Jatuh di Suriah