TRIBUNJAMBI.COM - Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, disambut antusias warga saat berkunjung ke Desa Baumata Utara, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu (7/5/2025).
Momen langka tersebut menjadi sejarah tersendiri bagi warga desa yang selama ini jarang tersentuh langsung oleh pejabat tinggi negara.
Ratusan warga memadati area persawahan tempat Wapres Gibran bertemu para petani dan menyerahkan berbagai bantuan alat mesin pertanian (alsintan), termasuk traktor, mesin penyedot air, alat semprot, hingga mesin panen padi. Tak hanya menyambut, warga juga berusaha mendekat untuk sekadar bersalaman atau mengabadikan momen bersama orang nomor dua di Indonesia itu.
Di tengah kerumunan itu, sebuah aksi spontan seorang perempuan bernama Mega N (38) terekam kamera dan viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, Mega terlihat berusaha mendekat ke arah Wapres Gibran, yang sontak menjadi perhatian publik.
Aksinya menuai beragam reaksi: sebagian menilai itu wajar sebagai bentuk euforia, sebagian lain mempertanyakan etika dan pengamanan acara kenegaraan.
Kepada media, Mega mengaku tindakannya murni karena rasa bahagia. Ia tidak menyangka akan bisa melihat langsung Wapres Gibran dari dekat.
“Ini spontan. Saya hanya senang karena ini pertama kalinya desa kami didatangi Wakil Presiden. Saya tidak bermaksud apa-apa,” ujarnya dengan nada haru.
Namun, kesederhanaan niat itu tak menghalangi sorotan warganet.
Banyak yang membagikan ulang video tersebut, lengkap dengan komentar yang beragam.
Merespons itu, Mega akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka, baik kepada Wapres Gibran maupun masyarakat Indonesia, khususnya warga NTT.
“Sekali lagi saya mohon maaf. Saya tidak ada maksud negatif. Ini hanya luapan kegembiraan,” katanya.
Fenomena ini memperlihatkan betapa besarnya harapan dan kebanggaan masyarakat desa ketika dikunjungi pemimpin nasional.
Bagi mereka, kunjungan semacam itu bukan sekadar agenda kerja pejabat, melainkan simbol perhatian negara yang jarang mereka rasakan secara langsung.
Pakar komunikasi publik menilai, viralnya aksi Mega menjadi refleksi pentingnya pengelolaan kerumunan dalam kunjungan pejabat ke wilayah terpencil.
Antusiasme publik harus dihargai, namun tetap perlu ada batas demi menjaga keamanan, etika, dan kelancaran kegiatan.
Meski demikian, bagi warga Baumata Utara, hari itu akan tetap tercatat sebagai peristiwa bersejarah: hari ketika desa mereka dikunjungi Wakil Presiden RI.
Artikel berikut diolah dari Pos Kupang
Baca juga: Sebut Wapres Gibran Pantas Dimakzulkan, Eks Danjen Kopasus Soenarko Punya Sepak Terjang Tak Biasa