Berita Kerinci

Tale Haji, Tradisi Unik Masyarakat Kerinci Sambut Keberangkatan Jamaah ke Tanah Suci

Penulis: Herupitra
Editor: Rian Aidilfi Afriandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRADISI UNIK - Warga Kerinci tengah melakukan 'Tale Haji'. Salah satu tradisi unik yang dimiliki masyarakat Kerinci dalam menyambut keberangkatan calon jamaah haji.

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI – Nyanyian daerah khas Kerinci atau yang dikenal dengan sebutan Tale kembali menggema di berbagai desa menjelang musim haji.

Lantunan Tale menandakan akan adanya warga yang berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Salah satu tradisi unik yang dimiliki masyarakat Kerinci dalam menyambut keberangkatan calon jamaah haji adalah Tale Haji.

Tradisi ini tidak ditemukan di daerah lain, dan telah berkembang di tengah masyarakat Kerinci sejak ratusan tahun silam.

Tale merupakan bentuk nyanyian daerah yang dilantunkan dalam bahasa setempat.

Dalam konteks keberangkatan haji, Tale menjadi sarana untuk menyampaikan doa dan harapan agar jamaah menjadi haji yang mabrur.

“Tale haji ini biasanya digelar hampir setiap malam, dua minggu sebelum calon jamaah haji berangkat. Dilakukan dari rumah ke rumah, khususnya di antara kerabat,” ujar Samsr, salah satu tokoh adat Kerinci, Jumat (9/5/2025).

Pelaksanaan Tale Haji dilakukan secara bergiliran di rumah-rumah kerabat calon jamaah.

Nyanyian berisi pesan keagamaan dan doa ini dilantunkan secara bergantian antara calon haji dan masyarakat yang hadir.

“Awalnya masyarakat duduk berseberangan dengan calon haji. Semakin malam, suasana menjadi haru dan peserta Tale pun saling merapat, berpelukan, dan bermaafan,” sambung Samsr.

Usai rangkaian Tale, masyarakat akan melakukan pelepasan jamaah secara bersama dari masjid, kemudian mengantar hingga ke perbatasan Kerinci, bahkan tak jarang hingga ke bandara.

“Pelepasan ini sangat sakral. Dulu, perjalanan haji bisa memakan waktu tiga hingga empat bulan. Jadi perpisahan terasa sangat dalam, sampai warga bertangis-tangisan,” katanya.

Tokoh masyarakat lainnya, Harun, menilai Tale Haji sebagai bagian penting dari warisan budaya yang mengandung nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan religiusitas yang tinggi.

“Tradisi ini mencerminkan kuatnya tekad masyarakat Kerinci untuk menunaikan rukun Islam kelima. Ini kebanggaan yang harus terus kita lestarikan,” ujarnya.

Tradisi penyambutan juga tak kalah meriah. Saat jamaah kembali dari Tanah Suci, masyarakat akan menyambut mereka dengan suka cita, bahkan sejak di perbatasan Kerinci.

Baca juga: Plt Kepala SMPN 32 di Tebo Diduga Pungli Perpisahan, Orang Tua Keberatan hingga Siswa Diintervensi

Baca juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 8 Halaman 155 : Klasifikasi Senyawa

Baca juga: "Kurang Kerjaan" Hercules Maki Saor Siagian Usai Mengadu ke DPR, Akui Tak Takut dan Lapor Balik

Berita Terkini