Profil dan Biodata Tokoh

Profil Ahmad Luthfi, Eks Kapolda Jadi Gubernur Jateng Sebut Dedi Ngarang Soal 'Seret' Siswa ke Barak

Penulis: Darwin Sijabat
Editor: Darwin Sijabat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SOSOK: Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Berikut profil Ahmad Luthfi, mantan Kapolda Jawa Tengah (Jateng) yang kini menjadi Gubernur Jawa Tengah yang tak sepakat dengan program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (foto:Kompas.com/Ist/Kolase Tribun Jambi)

Profil Ahmad Luthfi, Eks Kapolda Jadi Gubernur Jateng Sebut Dedi Mulyadi Ngarang 'Seret' Siswa ke Barak

TRIBUNJAMBI.COM -  Berikut profil Ahmad Luthfi, mantan Kapolda Jawa Tengah (Jateng) yang kini menjadi Gubernur Jawa Tengah yang tak sepakat dengan program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Program yang tak disepakati itu terkait penanganan siswa nakal dengan memasukkan ke barak untuk mengikuti pendidikan militer.

Sebab menurut Luthfi, ada aturan yang berlaku dalam menangani pelajar yang bermasalah.

Ahmad Luthfi menegaskan, ada aturan yang jelas dalam menangani anak-anak yang bermasalah, sehinga tidak perlu mengarang.

"Kan begitu. Ada aturan hukumnya, kenapa harus ngarang-ngarang gitu. Enggak usah," ucapnya.

"Sesuai ketentuan saja. Kalau di bawah umur, masih ada kewenangan. Kalau di sekolah masih ada, namanya guru, kembalikan orang tuanya," ujar mantan Kapolda Jawa Tengah itu.

Lalu siapa sebenarnya Ahmad Luthfi?

Berikut profil dan sepak terjang Ahmad Luthfi dilansir Tribunjambi.com dari Wikipedia.

Baca juga: Gubernur Jateng Sebut Dedi Mulyadi Ngarang Soal Siswa Nakal Dimasukkan ke Barak: Ada Aturan

Baca juga: Profil Sosok Rudy Masud, Gubernur Kalimantan Timur Juluki Dedi Mulyadi "Gubernur Konten"

Ahmad Luthfi merupakan kelahiran 22 November 1966 di Surabaya, Jawa Timur.

Dia merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi Polri dan politikus Indonesia. 

Ahmad Luthfi merupakan Gubernur Jawa Tengah sejak 20 Februari 2025 untuk masa jabatan 2025—2030.

Sebelumnya, ia merupakan Kapolda Jawa Tengah pada periode 2020—2024. 

Selain itu, Ahmad Luthfi juga sempat menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan dari bulan Agustus 2024 sampai Oktober 2024.

Sebelum terjun ke dunia politik, Ahmad Luthfi memiliki karier panjang di Kepolisian dan berpengalaman dalam bidang intelijen keamanan, dengan pangkat terakhir sebagai seorang jenderal polisi bintang tiga. 

Karier di kepolisian dimulai sejak ia lulus dari Sekolah Perwira (Sepa) Militer Sukarela (Milsuk) Polri pada tahun 1989.

Jabatan terakhirnya adalah sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada tahun 2024. 

Jabatan tersebut diemban setelah sebelumnya ia menjabat sebagai Kapolda Jawa Tengah pada periode 2020—2024.

Namun, penempatannya di Kementerian Perdagangan RI berlangsung singkat, yakni hanya beberapa minggu, sebelum akhirnya pada Agustus 2024 ia memutuskan pensiun dini untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pemilihan umum Gubernur Jawa Tengah 2024.

Karier kepolisian

Luthfi bergabung dengan kepolisian pada tahun 1989, sebelum lulus. Ia memulai kariernya dengan pangkat inspektur polisi kedua setelah menyelesaikan kursus persiapan kepolisian singkat. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Bakal Seret Siswa Nakal-Anak Gamer Mobile Legend Masuk Barak Ikut Pendidikan Militer

Ia ditugaskan di markas besar kepolisian pusat selama dua tahun sebelum menerima promosi ke pangkat inspektur polisi pertama. 

Ia kemudian dipindahtugaskan ke dinas provost polisi, dinas keagamaan, dan dinas intelijen, dengan berbagai peran dan jabatan.

Luthfi kemudian dilantik menjadi Wakapolda Jawa Tengah pada 21 Maret 2018 dan mendapat kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal polisi pada 4 April.

Pengangkatannya sebagai wakil kepala dikritik oleh Indonesia Police Watch yang menilai Luthfi kurang pengalaman memegang jabatan tersebut.

Sekitar dua tahun kemudian, ia dipromosikan menjadi Kapolda Jawa Tengah pada 8 Mei 2020.

Penjelasan Indonesian Police Watch Pengangkatan Luthfi terbilang “fenomenal”, karena pertama kalinya seorang lulusan akademi non kepolisian menjadi kapolri di provinsi tersebut.

Beliau meninggalkan jabatannya setelah empat tahun bertugas pada 29 Juli 2024.[20]

Pada Juni 2024, Polri mengumumkan bahwa Ahmad Luthfi dicalonkan sebagai inspektur jenderal Kementerian Perdagangan dan pengangkatannya masih menunggu konfirmasi dari Presiden dan penilaian uji kompetensinya.

Pencalonan tersebut memicu kritik dari IPW yang mempertanyakan kurangnya birokrat berkualitas yang tersedia untuk mengisi jabatan tersebut pos. 
Pengangkatan Luthfi dimungkinkan melalui undang-undang TNI/Polri, yang disahkan beberapa bulan sebelum pencalonannya dan membuka jalan bagi perwira polisi dan militer untuk menduduki jabatan sipil.

Pencalonan Luthfi tetap berlanjut meski mendapat banyak kritik, dan ia dilantik sebagai inspektur jenderal perdagangan kementerian pada 14 Agustus 2024.

Sebelum dilantik, ia sudah dipromosikan menjadi komisaris jenderal polisi bintang tiga pada 29 Juli

Karier Politik 

Pada 2024 Ahmad Luthfi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Jawa Tengah.

Baca juga: Benarkah Pemakzulan Wapres Gibran Rakabuming Raka Agenda Pilpres 2029? Begini Kata Pengamat

Dia berhasil memenangkan pemilu dengan lebih dari 50 persen suara.

Tak Sepakat

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi sebut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ngarang soal penindakan siswa bermasalah ke barak ikuti pendidikan militer.

Menurutnya, ada aturan hukum yang berlaku untuk menindak atau menangani pelajar yang nakal.

Dia menegaskan pihaknya tidak akan menerapkan program tersebut di Jawa Tengah.

Meski demikian, Ahmad Luthfi mempersilakan Dedi Mulyadi menerapkan program itu di Jawa Barat.

Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan bahwa menindak anak di bawah umur atau pelajar itu dengan mengembalikan kepada orang tuanya.

"Kalau anak di bawah umur, kita kembalikan ke orangtuanya. Kalau anak-anak sudah di atas umur, melakukan tindak pidananya, kita sidik tuntas terkait dengan tindak pidananya," ujarnya.

Ia menegaskan, ada aturan yang jelas dalam menangani anak-anak yang bermasalah, sehinga tidak perlu mengarang.

"Kan begitu. Ada aturan hukumnya, kenapa harus ngarang-ngarang gitu. Enggak usah," ucapnya.

"Sesuai ketentuan saja. Kalau di bawah umur, masih ada kewenangan. Kalau di sekolah masih ada, namanya guru, kembalikan orang tuanya," sambung Luthfi.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal menerapkan pendidikan militer bagi siswa di Jawa Barat.

Pendidikan militer tersebut dikhsususkan bagi pelajar dalam kategori nakal.

Rencana uji coba itu pun telah disampaikan mantan Bupati Purwakarta itu.

Namun, untuk mereka yang mengikuti pendidikan militer itu dengan kriteria tertentu.

Sejumlah kriteria siswa nakal yang berpotensi bakal 'diseret' ke barak pun terungkap.

Baca juga: Respons Politisi PSI soal Makzulkan Wapres Gibran: Purnawirawan Itu Memikirkan Begara Bukan Politik

Salah satunya adalah tukang main mobile legend.

Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).

Pada kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi mengungkap kriteria siswa nakal yang akan diseret masuk barak.

- Pertama adalah pelajar yang sering tawuran.

- Kedua, pelajar yang sering mabuk-mabukan

- Ketiga, pelajar yang sering main game 'mobile legend'.

- Keempat, pelajar yang terus bolos sekolah, padahal sudah pamit ke orang tua untuk sekolah.

Dedi Mulyadi menegaskan, siswa-siswa nakal yang sering melakukan pengancaman hingga melawan orang tua juga akan dimasukkan ke barak militer.

Termasuk juga siswa-siswa yang sering membuat keributan di sekolah.

"Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends. Anak-anak yang bolos terus, dari rumah berangkat ke sekolah, tapi nggak sampai sekolah," kata Dedi Mulyadi, Selasa (29/4/2025) dikutip dari Tribunnews.com.

Diketahui, rencana Dedi Mulyadi untuk  melakukan pembinaan siswa di barak militer ini muncul setelah ia mengusulkan agar siswa yang berulang-kali melakukan pelanggaran berat dapat digembleng dalam lingkungan militer.

Hal itu dilakukan untuk menanamkan rasa disiplin dan tanggung-jawab pada anak-anak yang dikenal bandel ini.

Menurut Dedi, program pendidikan militer ini akan dijalankan bertahap di daerah rawan sebelum diperluas ke seluruh kabupaten/kota.

Orang nomor satu di Jabar tersebut menjelaskan bahwa program ini dibuat agar para pelajar yang nakal dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

"Tidak ada pelatihan militer. Jadi masuk barak militer bukan latihan perang-perangan, bukan. Tapi membantu dan membangun kesehatan pikiran, kesehatan mental, dan kesehatan raga mereka. Agar mereka menjadi anak-anak yang bugar," kata Dedi Mulyadi.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Prediksi Skor dan Statisktik Tottenham vs Bodø/Glimt di Liga Europa, Kick off 02.00 WIB

Baca juga: Sosok Prasetyo Hadi, Mensesneg yang Ditunjuk Jadi Jubir Presiden Prabowo Gantikan Hasan Nasbi

Baca juga: Gubernur Jateng Sebut Dedi Mulyadi Ngarang Soal Siswa Nakal Dimasukkan ke Barak: Ada Aturan

Baca juga: 6 Tuntutan Buruh di May Day 2025, Ribuan Buruh Berkumpul di Monas Hari Ini 1 Mei

 

 

Berita Terkini