Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 5 Maret 2025 - Memuji Tuhan Bahkan dalam Penderitaan

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pdt Feri Nugroho

Renungan Harian Kristen 5 Maret 2025 - Memuji Tuhan Bahkan dalam Penderitaan

Bacaan ayat: Ayub 1:21 (TB)  katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" 

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Hal tidak terduga sering menghampiri perjalanan kehidupan kita sebagai kejutan. Entah itu kejutan yang menyenangkan, ataupun kejutan yang menyedihkan.

Banyak yang tidak siap, bahkan untuk hal yang menyenangkan. 

Akibatnya salah jalan ketika kesenangan menghanyutkan pikiran dan perilaku dalam sikap hidup yang sembarangan.

Apalagi jika kejutan itu menyedihkan. Jika tidak siap, kehidupan seakan terhenti.

Semua menjadi gelap dan tidak tahu arah mana yang akan dituju. 

Betapa terkejutnya Ayub, ketika dalam waktu yang hampir bersamaan harta benda yang dicarinya dengan tetesan keringat ludes oleh bencana yang tidak terduga.

Belum habis rasa kehilangan, disusul dengan berita duka ketika anak-anaknya tewas dengan cara mengenaskan.

 Belum juga pulih dari duka, tubuhnya muka melepuh dan tertimpa penyakit yang membuat semua orang menyingkir.

Celakanya lagi, istri yang dikasihinya pergi meninggalkannya. Lengkap sudah penderitaan Ayub! 

Itulah kehidupan! Selalu ada kejutan yang menuntut kesiapan berfikir cepat untuk merespon. Ayub adalah kita, yang setiap hari bergelut dengan ketidakpastian. 

Siapa bisa menduga bahwa banjir tiba-tiba datang melanda; kebakaran dalam skala besar menghanguskan kota; tanah longsor ketika penduduk sedang lelap dalam mimpi. 

PT Sritex yang telah berdiri setengah abad harus pailit dan ribuan karyawan harus mengalami pemutusan hubungan kerja. 

Disinilah iman Kristen akan diuji. Jika selama ini iman sebatas ritual formal, dipastikan kegalauan akan melanda dengan dahsyat.

 Iman sekedar sebagai status sosial semata, tanpa menghayati akan perjumpaan pribadi dengan Tuhan dalam pengalaman hidup.

 Pada akhirnya, realita akan memaksa untuk memberi makna ulang terhadap apa yang sedang terjadi.

 Iman yang bertumbuh dalam pengalaman akan paham bahwa ada bagian tanggung-jawab yang harus dilakukan; namun sadar juga bahwa Allah lah pemegang otoritas mutlak atas segala yang ada.

Dalam hal ini, ada bagian kehidupan dimana diijinkan terjadi agar kita berdayaupaya untuk semakin membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. 

Relasi inilah yang memungkinkan seseorang menemukan makna atas apapun yang terjadi dalam kehidupannya. 

Ayub memberikan teladan baik. Ia berkata, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" 

Dalam hal ini Ayub tidak pernah menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi, meskipun ia tahu peristiwa yang dialaminya diluar kendalinya sebagai manusia.

Ayub tetap menempatkan Tuhan sebagai pihak yang berotoritas. 

Ia sadar akan keberadaan diri dan hakekat kehidupannya sebagai ciptaan, maka itu tunduk dibawah kuasa Yang Menciptakan-nya. Ajaibnya, Ayub tetap memuji Tuhan!

Apapun yang terjadi dalam hidup, jangan pernah berhenti berharap. Fokus pada karya Tuhan yang sedang dinyatakan. Apapun kejutannya, tetap lah memuji Tuhan. Amin.

    Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Berita Terkini