Profil Tokoh

Siapakah Aguan alias Sugianto Kusuma Konglomerat Indonesia Bos Agung Sedayu Group yang Sedang Tenar

Penulis: Suci Rahayu PK
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sugianto Kusuma atau Aguan, konglomerat Indonesia.

TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Sugianto Kusuma atau Aguan, merupakan konglomerat Indonesia yang namanya tengah ramai dibicarakan.

Aguan merupakan pemilik perusahaan pengembang properti terbesar di Indonesia bernama Agung Sedayu Group (ASG).

Siapa sebenarnya Aguan atau Sugianto Kusuma?

Baru-baru ini, nama Aguan menjadi perbincangan publik terkait pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer di perairan Tangerang, Banten.

Kini terungkap, pagar laut itu ternyata sudah mengantongi sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB).

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid, pada konferensi pers, Senin (20/1/2025), mengatakan bahwa memang benar ada sertifikat (HGB) di kawasan pagar laut sebagaimana yang muncul di sosial media.

Nusron menjelaskan jumlah sertifikat HGB mencapai 263 bidang dan dimiliki beberapa perusahan serta perseorangan.

Rinciannya PT Cahaya Inti Sentosa yang mengantongi 20 bidang HGB.

PT Intan Agung Makmur sebanyak 234 bidang.

Kemudian, atas nama perseorangan sebanyak sembilan bidang.

Diketahui, jajaran pengurus Intan Agung Makmur dan Cahaya Inti Sentosa adalah orang yang sama. 

Dikutip dari Kontan.co.id, Freddy Numberi dan Belly Djaliel juga menduduki posisi masing-masing sebagai Komisaris dan Direktur di Cahaya Inti Sentosa.

Pemegang saham Cahaya Inti Sentosa adalah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya.

Profil Aguan atau Sugianto Kusuma

Sugianto Kusuma atau Aguan lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 10 Januari 1951.

Aguan menikah dengan Rebecca Halim.

Pernikahan itu dikaruniai empat orang anak.

Anak mereka bernama Richard Halim Kusuma, Lareina Halim Kusuma, Luvena Katherine Halim, dan Alexander H. Kusuma.

Pada 1971, Aguan mendirikan perusahaan kontraktor rumah pertokoan yang bernama Agung Sedayu Group.

Dalam 10 tahun pertama, perusahaan ini mulai dikenal pasar melalui promosi dari mulut ke mulut. 

Berkat kerja keras seluruh tim, ASG tumbuh dengan pesat, memperluas jangkauan pelanggan dan menjalin lebih banyak kemitraan bisnis.

Sejak 1991, ASG berhasil menjadi salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia melalui keberhasilan membangun Harco Mangga Dua, mal elektronik terintegrasi pertama di Tanah Air.

Keberhasilan tersebut disusul dengan proyek-proyek besar lainnya, termasuk pengembangan kawasan residensial dan komersial skala besar, seperti Taman Palem seluas 200 hektare, serta sejumlah apartemen gedung tinggi.

Perusahaan properti itu juga menggarap proyek pusat perbelanjaan terkemuka, di antaranya adalah Ashta District 8, Mall of Indonesia, PIK Avenue, dan Grand Galaxy Park.

Susanto Kusuma, saudara laki-laki Sugianto Kusuma, juga tercatat sebagai pemegang saham Agung Sedayu. 

Sementara itu, keponakannya, Steven Kusumo, menjabat sebagai CEO Agung Sedayu Group (ASG).

Aguan tergabung ke emiten kaleng dan kemasan PT Pratama Abadi Nusa Tbk yang kemudian bertransformasi menjadi Pantai Indah Kapuk Dua (PIK 2).

Selain itu, Aguan menjabat sebagai Direktur Utama PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dan juga menjadi Wakil Komisaris Utama PT Bank Artha Graha International, yang dimiliki oleh Tomy Winata.

Tomy Winata, seorang pengusaha Tionghoa, aktif di sektor perbankan dan properti. 

Kesamaan visi di antara mereka menjadikan keduanya menjalin kerja sama strategis. 

Kemitraan ini menghasilkan proyek-proyek real estate besar, seperti kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Kelapa Gading, hingga kawasan perkantoran bergengsi yakni Sudirman Central Business District (SCBD).

Selain itu, Sugianto Kusuma juga menjadi bagian dari 10 pengusaha yang akan berinvestasi di IKN dengan total investasi senilai Rp 40 triliun.

Menurut berbagai sumber, Aguan memiliki harta kekayaan mencapai Rp 42,73 triliun.

Aguan diketahui aktif dalam kegiatan sosial.

Pada 2002, Aguan bersama istrinya bergabung dengan Tzu Chi, yaitu lembaga sosial kemanusiaan yang didirikan oleh Master Cheng Yen pada tahun 1966 dan berpusat di Hualien, Taiwan. (tribunnews.com)

Baca juga: Daftar 6 Tokoh Tionghoa Ahli Kesehatan Indonesia, Pakar Obat Tradisional s/d Dokter Gratis

Baca juga: Daftar 100 Pengusaha Tionghoa Indonesia dan Perusahaannya, dari Bank Properti Makanan Pesawat Dll

Berita Terkini