Ia pun mengeluarkan perintah kepada para pengikutnya untuk menyerah.
Akhirnya, pada Agustus 1962, pasukan DI di Jawa Barat yang beroperasi di Gunung Ciremai menarik mundur pasukannya.
Kartosoewirjo diadili oleh pengadilan militer dan dinyatakan bersalah atas pemberontakan dan percobaan pembunuhan Presiden Soekarno.
Ia dijatuhi hukuman mati dengan ditembak pada 5 September 1962.
Sempat Pecah Jadi Dua hingga Pindah ke Malaysia
Mantan Panglima NII yang telah kembali membela NKRI, Ken Setiawan, menceritakan bagaimana NII bertahan setelah kematian Kartosoewirjo.
Menurutnya, ketika Kartosuwiryo gagal melancarkan aksinya, organisasinya kemudian pecah menjadi dua.
Salah satunya dibawa oleh Abu Bakar Ba’asyir dengan niat untuk meneruskan nilai dari Kartosuwiryo.
Namun, mereka akhirnya diusir karena bentrok dengan aparat.
"Akhirnya, mereka pindah ke Malaysia, ketemulah dengan dr. Azhari dan Noordin M. Top. Dari sana mereka diajak ke Afghanistan, ketemu lagi dengan Osama Bin Laden."
"Melalui Osama Bin Laden inilah doktrin untuk memerangi kafir mulai muncul, yang kala itu konteksnya memerangi Amerika dan sekutunya," ujar Ken dalam diskusi bertema 'Deradikalisasi' di Multimedia UGM pada Sabtu (4/11/2019) lalu, dikutip dari laman resmi UGM.
Hingga kini, lanjut Ken, doktrin tersebut terus hidup di Indonesia dan penyebarannya juga masih terus berlangsung.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Bursa Transfer AS Roma : Langkah Merekrut Matias Soule Dimulai, Pemain Hanya Inginkan Giallorossi
Baca juga: Perceraian Bergulir, Kimberly Ryder Kembali Syuting setelah Punya Anak: Perlu Cari Duit untuk Mereka
Baca juga: Mantan Pegawai di Dinas Pertanian Merangin Jambi Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Cetak Sawah