TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI -- Pemerintah Provinsi Jambi menutup akses jalan nasional untuk dilalui kendaraan truk batubara. Pemerintah mendesak pihak pengusaha untuk membuat jalur khusus batubara.
Selain itu, pemerintah juga meminta kepada pengusaha untuk mengangkut Batubara itu melewati jalur air dengan menggunakan tongkang.
Ketua Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO) Provinsi Jambi, Al Haafizsayuty ketika dikonfirmasi menyebut jika perusahaan batubara di Jambi menghormati keputusan yang dibuat oleh pemerintah.
Menurut dia, sampai saat ini tambang batubara di Jambi masih beroperasi namun jumlah produksi sedikit berkurang, hal itu disebabkan oleh tidak beroperasinya angkutan melalui jalur darat dan beberapa faktor lainnya.
"Sementara ini kita maksimalkan untuk lewat jalur sungai dengan menggunakan tongkang kecil untuk pengangkutan ke Talang Duku," kata Al Haafizsayuty.
Meski sedikit berkurang, namun dia mengaku jika untuk memenuhi kebutuhan ekspor maupun kebutuhan lokal tidak begitu berpengaruh. Sebab stok batubara di Talang Duku masih lumayan banyak.
Selain itu, saat ini sebagian tambang saat ini masih belum beroperasi, sebab jeti masih kebanjiran.
"Sekarang Jeti banyak yang terendam banjir. Jadi kawan-kawan belum bisa bergerak banyak," imbuhnya.
Baca juga: Pemprov Jambi Minta Masyarakat Ikuti Instruksi Gubernur Soal Angkutan Batubara Lewat Jalur Sungai
Baca juga: Menyatakan Bubarkan Diri, Sopir Truk Batubara Minta Jangan Ada Proses Hukum Usai Maaf-maafan
Baca juga: Sempat Bertahan Tiga Hari, Ribuan Sopir Truk Batubara Tinggalkan Kantor Gubernur Jambi