TRIBUNJAMBI.COM - Selamet Riyadi (45), pengemudi ketek wisata (perahu mesin), meninggal dunia saat membersihkan baling-baling ketek yang tersangkut lumpur dan sampah, Jumat (4/8/2023) sekira 10.00 WIB.
Selamet yang merupakan warga Kebun Kopi, Kota Jambi, meninggal di lokasi kejadian karena tenggelam sekira 10 menit.
Martini, yang saat itu bersama lima orang lainnya berada di ketek, menuturkan kesaksian tragedi di air itu terjadi.
Awalnya, ketek tersebut ditumpangi Wakil Wali Kota Jambi, Maulana.
Namun, karena terjadi kendala kandas, wawako dan rombongan dipindahkan ke ketek lain.
Selamet Riyadi yang merupakan nahkoda ketek, turun ke air untuk memeriksa penyebab masalah pada baling-baling.
Sebelumnya, dia telah dilarang untuk turun ke air.
Namun Selamet tetap turun karena air hanya sebatas paha.
Selamet sempat memastikan bahwa kondisi baik-baik saja dengan mengatakan "aman".
Baca juga: Detik-detik Tragedi Danau Sipin, Pengemudi Ketek Tewas saat Bersihkan Baling-baling yang Tersangkut
Baca juga: Pengemudi Ketek Hias Tewas di Danau Sipin Jambi, Warga Menduga Korban Tersangkut di Lumpur
Tapi, sesaat kemudian Selamet membenamkan kepalanya ke air untuk memeriksa baling-baling.
Sementara, kala itu angin bertiup kencang. Penumpang lain yang tersisa di ketek diminta untuk pindah ke bagian depan ketek.
Martini menuturkan, ketek terseret oleh angin ke tepi dan mesin mati.
Dia menegaskan bahwa berita simpang siur tentang korban tersangkut di baling-baling tidak benar.
Setelah Selamet turun dari ketek, ia tidak muncul kembali ke permukaan.
Akhirnya, Selamet ditemukan berada di dek ketek yang jauh dari ketek yang kandas.
Upaya penyelamatan segera dilakukan oleh Polairud, BPBD dan warga sekitar.
Setelah sekira 10 menit pencarian, Selamet ditemukan dengan kondisi masih memiliki denyut nadi.
Tim segera mengangkut korban ke rumah sakit menggunakan ambulans.
Namun, denyut nadi Selamet sudah sangat lemah.
Dia dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Aurel Hermansyah Tak Percaya Diri karena Lupa Pakai Bulu Mata, Malah Dipuji Netizen: Cantikan Begini
Baca juga: Pesan Rendy Kjaerentt untuk Sosok yang Menolong Lady Nayoan: Terima Kasih
Polairud Turun
Anggota SAR Polairud Polda Jambi, Marigen, yang ikut dalam evakuasi korban, mengatakan saat itu tengah mengawasi kegiatan Festival Gong Sitimang di kawasan Danau Sipin.
Perahu yang dikemudikan Selamet tiba-tiba kandas karena baling-baling tersangkut lumpur dan sampah.
"Kami saat itu tengah mengawasi Festival Gong Sitimang. Saat itu perahu Pak Selamet ini kandas. Di ketek itu ada Pak Wawako dan anak-anak. Lalu, Pak Wawako dan penumpang lainnya dipindahkan," kata Marigen
Setelah Wawako Maulana dan semua penumpang dievakuasi, Selamet langsung terjun untuk membersihkan baling-baling perahu dari sampah yang tersangkut.
Marigen sempat melarang Selamet untuk turun dan bilang agar keteknya cukup ditarik saja.
"Sesudah evakuasi (wawako dan penumpang; red), saat kita mau narik (ketek Selamet), beberapa detik kemudian abang itu itu terjun. Saya bilang nggak usah, ditarik saja. Dia bilang 'ada sampah'," ujarnya.
Namun, Selamet nekat terjun membersihkan baling-baling.
"Setelah itu, lima menit korban tidak muncul," ungkapnya.
Melihat Selamet tidak muncul ke permukaan air, Marigen langsung terjun ke air bersama warga lainnya untuk mencarinya.
Tubuh korban ditemukan oleh rekan pengemudi perahu lainnya.
"Posisi di tengah kayak ada tanah lumpur. Kami langsung evakuasi setelah mencari selama 10 menit," ujarnya.
"Ternyata korban ditemukan di tempat dia turun awal," tuturnya.
Setelah berhasil menemukan Selamet, Marigen memastikan lagi kondisinya.
Namun, saat dibawa menggunakan perahu karet, dipastikan bahwa Selamet sudah meninggal dunia dan dibawa ke RSUD Raden Mattaher Jambi.
Baca juga: Usai Bunuh Juniornya, Mahasiswa UI Takut Didatangi Lewat Mimpi
Baca juga: Prediksi Skor Stoke City vs Rotherham, Cek H2h dan Statistik Kedua Tim, Kick off 21.00 WIB
Pakai Sistem Sewa
Sebelumnya, Kordinator Ketek Wisata Gestival Gerakan Peduli Danau Sipin dan penyambutan Ekpedisi Batanghari, Billal, menerangkan pihaknya menyewa ketek milik korban yang disopiri langsung oleh korban, saat rangkaian acara berlangsung.
"Kapal (ketek) kita kandas, penumpang kapal kita ditolong, sama kapal satu lagi mau ditambat. Sebenarnya biar bapak ini tidak turun, ternyata korban turun ke danau untuk membersihkan dan melepaskan kandas. Setelah turun, kami kehilangan kontak, mau bersihkan baling-baling yang tertancap," kata Bilal.
Polisi Setop Acara
Pascakejadian di Danau Sipin, Kapolsek Telanaipura, AKP Harefa, mengatakan Festival Gong Sitimang di rest area Danau Sipin harus disetop.
Itu sesuai instruksi Kapolresta Jambi.
"Agar jangan sampai ada korban lagi. Sudah kita sampaikan kepada panitia untuk menghentikan kegiatan," ujarnya.
Sesuai instruksi Kapolresta Jambi, acara yang merupakan rangkaian acara Kenduri Swarnabhumi 2023, dihentikan.
"Ya, instruksi dari Bapak Kapolresta, ditutup. Ditutup sementara atau tidaknya, kurang tahu," ujarnya.
Acara Festival Gong Sitimang dimulai sejak Jumat (4/8) dan rencananya digelar selama tiga hari.
Rangkaian Acara
Peristiwa nahas itu terjadi ketika Wakil Wali Kota Jambi bersama pejabat di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, menebar benih ikan di Danau Sipin, Kota Jambi.
Kegiatan itu dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023, yang di antaranya terdapat Festival Gong Sitimang yang digelar Pemkot Jambi dan Ekspedisi Batanghari oleh Pemkab Muarojambi.
Malam sebelum tiba di Kota Jambi, puluhan peserta yang sebagian besar dari komunitas budaya lokal dan komunitas lingkungan, berada di Kabupaten Muarojambi.
Di sana, mereka mengikuti serangkaian acara kesenian di Wisata Tematik Lubuk Penyengat, Desa Baru, Kecamatan Maro Sebo.
Dari Muarojambi, Tim Ekspedisi bertolak ke Kota Jambi.
Di Kota Jambi, tim berada di Gentala Arasy menuju Danau Sipin menggunakan Perahu Pancung.
Sebagaimana rangkaian acara di kabupaten-kota lainnya, Pemkot Jambi menyambut kedatangan tim ini melalui Festival Gong Sitimang di kawasan Danau Sipin.
Imbas peristiwa nahas itu, Festival Gong Sitimang dijeda sementara waktu oleh kepolisian.
Sementara itu, Panitia Kenduri Swarnabhumi 2023 sudah ke rumah duka menyampaikan ucapan belasungkawa.
Menurut jadwal, setelah acara itu, Tim Ekspedisi mengadakan seminar bertema Kebudayaan dan Lingkungan.
Namun kegiatan dijeda dan peserta kembali ke penginapan.
Informasi yang dihimpun Tribun Jambi, kegiatan Kenduri Swarnabhumi 2023 tetap berlanjut.
Tim Ekspedisi Batanghari akan melanjutkan susur sungai ke KCBN Muaro Jambi, lalu melanjutkan perjalanan menuju Tanjab Barat.
Kenduri Swarnabhumi yang menyusuri Sungai Batanghari dari hulu ke hilir merupakan bentuk pemajuan kebudayaan yang terbentang dari Sumatra Barat hingga Jambi.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Pesan Rendy Kjaerentt untuk Sosok yang Menolong Lady Nayoan: Terima Kasih
Baca juga: Detik-detik Tragedi Danau Sipin, Pengemudi Ketek Tewas saat Bersihkan Baling-baling yang Tersangkut
Baca juga: Usai Bunuh Juniornya, Mahasiswa UI Takut Didatangi Lewat Mimpi