Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Jika Lie Detector tak Akurat, Mungkinkah Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Pakai Hipnoterapi?

Editor: Heri Prihartono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi diperiksa pakai Lie Detector mungkinkah pakai metode lain seperti Hipnoterapi

TRIBUNJAMBI.COM -Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi diperiksa pakai Lie Detector mungkinkah pakai metode lain seperti Hipnoterapi?

Baru-baru ini heboh penggunaan Lie Detector pada Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi terkait kasus kematian Brigadir Yosua.

Lie Detector juga digunakan pada Kuat Maruf, Bhadara E, dan Bripka RR untuk mengungkap kasus kematian Brigadir Yosua.


Berikut penjelasan eks Kabareskrim Komjen Pol Purn Ito Sumardi soal penggunaan Lie Detector.

Menurutnya alat itu bukan bagian dari scientific criminology.

"Penggunaaan lie detector bukan bagian dari SCI itu, kenapa?" ucap Ito dikutip TribunJakarta dari YouTube TV One.

"Karena penggunaaan lie detector itu juga tidak bisa dipaksakan kepada seseorang," imbunya.

Dia menyebut jika Lie detector tidak terlalu efektif. Karena hasilnya belum tentu 100 persen akurat.

"Dia punya hak menolak,karena akurasi lie detector itu sampai saat ini belum bisa dijamin 100 persen, dan itu tidak dipakai sebagai untuk petunjuk orang itu mengaku atau tidak," ucapnya.

Bahkan menurutnya seseorang yang sudah berpengalaman bahkan bisa mengelabui alat uji kebohongan.

"Tersangka punya hak untuk mengingkari ya, dan orang-orang yang sudah residivis, kalau pakai lie detector itu percuma karena hasilnya dia berbohong tapi hasilnya tidak berbohong," kata Ito.

Selain lie detector, Ito juga membahas metode lain yang bisa digunakan polisi untuk melakukan pemeriksaan kepada tersangka.

Sayangnya hasil pemeriksaan dari hipnoterapi tak bisa dimasukan ke dalam BAP.


"Ada juga teknologi baru, hipnoterapi, liat di televisi di acara Uya Kuya, ini tidak bisa dimasukan ke dalam berita acara," ucap Ito.

"Tapi kalau mau digunakan sah saja," imbuhnya.

Halaman
12

Berita Terkini