TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Autopsi ulang jenazah Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J bakal digelar dalam waktu dekat. Upaya itu dilakukan untuk mengungkap hal-hal yang dianggap janggal oleh pihak keluarga mengenai penyebab kematian Brigadir J.
Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J, mengajukan permintaan untuk ambil bagian. Samuel Hutabarat mengusulkan sejumlah nama untuk ambil bagian mulai dari menggali kubur hingga membuka peti."Sore kemarin penyidik Bareskrim menghampiri rumah kami, saya sampaikan kemauan keluarga, yang menggali kubur dari keluarga kami dan juga untuk pembuka peti," ucapnya, Minggu (24/7).
Nama-nama tersebut dipilih berdasarkan rapat keluarga yang ditunjuk dari ormas Pemuda Batak Bersatu (PBB) PAC Sungai Bahar. Samuel mengusulkan lima nama untuk penggali kubur dan 2 nama untuk pembuka peti jenazah di Rumah Sakit.
"Itu kami utus anggota PBB dan semua nama nama sudah kami data dan kami serahkan ke Polsek Sungai Bahar," ujarnya. Nantinya hanya mereka yang bisa masuk ke dalam pemakaman dan diberikan seragam khusus.
Penyidik Bareskrim menyampaikan bahwa tim dari Mabes sudah disiapkan untuk melakukan penggalian kubur dan membuka peti, namun ini merupakan permintaan keluarga yang mengingikam dari pihak keluarga yang melakukannya. Dan usulan tersebut sudah disetujui, nama-nama beserta identitas yang diusulkan sudah disampaikan ke Polsek Sungai Bahar.
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan pesan kepada Dokter Forensik Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) yang akan terlibat autopsi ulang jasad Brigadir J. Andika meminta dokter yang terlibat untuk menjaga integritas dan keilmuan untuk mengungkap penyebab kematian ajudan Irjen Ferdy Sambo tersebut.
"Ya saya akan menitipkan pesan bahwa jaga kredibilitas kita jaga integritas dan seterusnya," ucap Andika.Tak hanya itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut juga meminta kepada dokter F untuk mengedepankan objektivitas.
Sebab kata dia, penunjukan terhadap dokter F merupakan permintaan dari PDFI secara langsung. "Intinya keilmuan, objektifitas itu harus prioritas kita," ucap dia.
Sementara itu, Kamaruddin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir J, mengatakan proses autopsi akan dilakukan di RSUD Sungai Bahar. "Iya, Rabu pukul 10.00 dilakukan autopsi," ucap Kamaruddin
Untuk memantau proses autopsi, pihaknya akan mengerahkan tujuh orang. "Kita kerahkan 7 orang untuk mengikuti proses autopsi ulang," lanjutnya.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa proses ekshumasi atau pembongkaran makam untuk autopsi ulang akan digelar dalam waktu dekat. "(Lokasinya) di Jambi. Secepatnya, karena kita bekerja dengan waktu. Semakin cepat, semakin baik," kata Dedi.
Dedi menuturkan bahwa proses autopsi ulang harus segera dilakukan untuk mengantisipasi jenazah mengalami pembusukan. Sehingga akan membuat sejumlah kendala bagi tim kedokteran forensik.
"Karena kalau misalkan agak lama, maka proses pembusukan juga akan semakin rusak ya. Kalau semakin rusak maka nanti dari dokter tentunya akan mengalami kendala ketika melaksanakan ekshumasi tersebut," jelas Dedi.
Di sisi lain, kata Dedi, pihaknya terbuka untuk melibatkan pihak eksternal dalam proses autopsi ulang jenazah Brigadir J."Bapak Kapolri sudah menyampaikan bahwa kita terbuka dan kita transparan dan tentunya tetap semua pekerjaan kita harus akuntabel. Oleh karenanya, keterlibatan para ahli expert di bidangnya ini tentunya dibutuhkan dalam rangka untuk membuat kasus ini terang benderang," ujar dia.