8 Karyawan PT PTT Ditembak KKB, Hasanuddin: Libatkan TNI Tanggulangi Teroris

Editor: Fifi Suryani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

8 jenazah karyawan PT PTT yang menjadi korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua siap diberangkatkan ke daerah masing-masing untuk dimakamkan, Selasa (8/3/2022).

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin berharap pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Pelibatan TNI dalam penanggulangan teroris. Hal ini diungkapkan Hasanuddin menyusul tewasnya 8 karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Puncak, Papua pada Rabu (2/3) lalu.

"TNI sudah saatnya diturunkan dan Perpes Pelibatan TNI dalam mengatasi teroris, khususnya di Papua harus segera dikeluarkan Ini sudah mendesak," kata politisi PDI Perjuangan ini dalam keterangannya kepada awak media, Selasa (8/3)

Hasanuddin mengungkapkan DPR bersama pemerintah telah merevisi Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU Nomor 5/2018 dengan harapan orang yang terafiliasi ajaran radikalisme, ekstremisme dan terorisme bisa langsung ditindak dan adanya pelibatan TNI.

Ia menyebut, Pemerintah saat ini sudah memfinalisasi rancangan Peraturan Presiden tentang Pelibatan TNI dalam mengatasi aksi terorisme. Ia menambahkan terorisme kejahatan transnasional yang mempunyai dampak yang massif tidak hanya dari sisi keamanan, melainkan juga dari sisi kemanusiaan, ekonomi, dan bisa membahayakan pertahanan negara"Perpres-nya harus segera diturunkan karena itu perintah UU Nomor 5 Tahun 2018. Perpres itu akan menjadi payung hukum bagi TNI dalam melaksanakan tugasnya dalam pemberantasan terorisme," kata Hasanuddin.

Hasanuddin juga sangat menyesalkan kejadian penembakan warga sipil oleh KKB mengingat para korban tengah melaksanakan tugasnya demi kepentingan masyarakat Papua juga.

Menurutnya, tidak ada alasan melakukan penembakan tersebut, terlebih para pekerja ini tak terlibat dalam sebuah konflik."Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas, segera eliminasi kemampuan KKB yang sudah sangat meresahkan dan melanggar pidana serta Hak Azasi Manusia (HAM)," kata dia.

Delapan karyawan PT PTT yang menjadi korban dari peristiwa penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Papua pada Rabu (2/3) akhirnya berhasil dievakuasi Tim Operasi Damai Cartenz 2022 yang beranggotakan TNI dan Polri.Evakuasi menggunakan jalur udara dengan Helikopter setelah sebelumnya terkendala cuaca yang ekstrim serta kondisi geografis yang cukup sulit.

Goliat Tabuni, pimpinan KKB Papua disebut-sebut bertanggung jawab atas penembakan terhadap 8 pekerja PPT itu.Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom.Selain Goliat Tabuni, Mayjen Lekagak Telenggen juga turut bertanggung jawab.

Dikutip dari Surya, Goliat Tabuni adalah panglima tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang bermarkas di Tingginambut Puncak Jaya, Papua.Ia menjadi pimpinan TPNPB sejak 2012.Awalnya, Goliat Tabuni menjadi bagian KKB dengan bergabung bersama Kelly Kwalik di Timika.Setelah itu, ia pindah ke Puncakjaya dan melancarkan aksi sejak 2004.

Goliat Tabuni dikenal gencar melakukan perlawan terhadap militer Indonesia hingga menewaskan puluhan anggota TNI dan Polri di Puncakjaya, Papua.Terakhir, Goliat Tabuni mengklaim bertanggung jawab atas gugurnya 4 prajurit TNI di Maybrat, Papua Barat pada 2 September 2021 lalu. Goliat Tabuni juga dikenal sebagai sosok yang kejam karena tidak hanya membantai aparat keamanan tapi juga membunuh warga sipil.

Sudah ratusan penduduk Papua yang ia bunuh karena tidak mendukung gerakan separatisme Operasi Papua Merdeka (OPM).Dilansir dari GridHot, Goliat Tabuni pernah mengancam akan menembak mati orang asli Papua yang dinilai menjadi mata-mata TNI-Polri.Goliath Tabuni mengeluarkan penyataan itu lantaran banyak orang asli Papua yang tak mau bergabung dengan mereka.Goliath Tabuni memiliki NRP.7312.00.00.00 di TPNPB-OPM mengaku mempunyai daftar orang-orang asli Papua yang menjadi spionase TNI-Polri.

Goliath Tabuni juga mengklaim mata-mata TNI-Polri itu menyamar sebagai guru, tenaga medis, PNS, pedagang, pedagang kaki lima, pedagang asongan, tukang ojek, sopir angkutan, sopir rental, penjual es keliling, penjual pakaian keliling, penjual tiket, penjual pulsa, konter HP, pendeta, majelis gereja, pengelola rumah makan, tukang bangunan, tenaga kerja project infrastruktur, jurnalis dan lain-lain.

Di bawah Goliat Tabuni, masih ada sosok panglima Lekagak Telenggen yang ditunjuk sebagai pemimpin operasi.Nama Lekagak Telenggen belakangan ini terdengar semakin sering disebut. Maklum, perbuatan onarnya di kawasan Puncak Papua sudah sangat meresahkan. Bahkan, setiap aksi Lekagak Telenggen dan gerombolan bersenjata api itu selalu merenggut nyawa warga setempat hingga jenderal bintang satu Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. 

Berita Terkini