Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Memelihara Hidup Dudus dengan Berdamai

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi renungan Kristen

Memelihara Hidup Dudus dengan Berdamai

Bacaan ayat; Ibrani 12:14 (TB) Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, penulis Kitab Kejadian memberikan komentar bahwa 'Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.'

Implikasi dari pernyataan tersebut membawa kita pada pemahaman bahwa segala diciptakan oleh Allah itu baik adanya sejak semula.

Kebaikan itu tercermin dalam pola relasi yang harmonis. Terhadap dirinya sendiri, manusia menemukan kebaikan.

Telanjang tidak membuatnya malu sebab manusia tidak perlu menutup dirinya, baik di hadapan Allah maupun dihadapan ciptaan yang lain.

Relasi dengan ciptaan lain tertata harmonis. Keberlangsungan hidup melalui makanan tidak perlu terjadi tindakan penumpahan darah.

Tumbuhan berbiji dan buah berbiji cukup untuk menopang keberlangsungan kehidupan manusia.

Terhadap sesama pun masing-masing berapa pada posisi menjadi penolong yang sepadan.

Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, atau merasa ditinggikan atau direndahkan oleh yang lain. Bahkan utamanya, relasi dengan Allah terjadi dalam kasih yang harmonis dan sinergi.

Manusia mendapat mandat untuk mengelola dan menguasai bumi.

Manusia berbincang dengan Allah dalam taman tanpa harus merasa takut bahwa dia akan binasa.

Relasi yang baik tersebut terbangun dalam bingkai ketaatan. Selama manusia taat, maka semua akan baik-baik saja.
Faktanya manusia memilih tidak taat.

Akibatnya manusia jatuh dalam dosa. Relasi dalam keharmonisan berubah menjadi kacau. Masing-masing merasa benar dalam pemandangannya sendiri.

Manusia terlempar dari hadapan Allah, diusir dari Eden dan hidup jauh dari persekutuan dengan Allah. Perseteruan pun terjadi.

Damai telah rusak karena pemberontakan manusia kepada Allah.

Allah berinisiatif menata ulang. Dalam kasih-Nya, Ia merancang penyelamatan. Penebusan menjadi pilihan logis agar kasih dan keadilan-Nya dapat terpenuhi.

Kasih-Nya terlihat kembali dalam kehidupan yang dipulihkan dan keadilan-Nya terjadi dosa diselesaikan dengan korban pengganti.

Untuk mewujudkan rencana penyelamatan tersebut, Ia menyematkan beritanya dalam sejarah.

Nubuat dikumandangkan untuk memberikan bukti bahwa karya penyelamatan memang adalah rancangan Allah yang telah menciptakan langit dan bumi.

Nubuat tergenapi ketika Yesus lahir. Misi-Nya adalah menjadi Juruselamat dengan jalan penebusan.

Penebusan menjadi jalan pemulihan hubungan agar damai yang Allah rancang sejak awal dapat berlaku kembali.

Manusia dikuduskan untuk kembali hidup damai dengan diri sendiri, sesama, ciptaan yang lain dan Allah sendiri.

Jika kita yang percaya telah ditebus untuk dikuduskan dan hidup damai, mengapa penulis Surat Ibrani masih memberikan nasihat agar orang percaya hidup kudus dan berdamai dengan semua orang?

Masih belum cukupkan penebusan yang Allah lakukan dalam Yesus Kristus?

Penebusan itu cukup. Penebusan telah memberikan jaminan keselamatan.

Meskipun demikian, manusia berada pada posisi merespon dengan jalan menjawab dan memelihara pengudusan tersebut.

Manusia masih tetap memiliki kehendak bebas untuk menentukan pilihan.

Dalam posisi menentukan pilihan inilah nasihat penulis Surat Ibrani berlaku. Hidup kudus melalui pilihan berdamai dengan semua orang.

Nasihat tersebut berlaku bagi kita hari ini. Hidup damai dengan semua orang. Hidup damai itu berawal dari pikiran baik tentang semua orang.

Pilihan untuk membebaskan diri dari prasangka dan apriori ada pada kita.

Berfikirlah baik tentang semua orang. Langkah berikutnya, jika sudah berfikir baik maka lanjutkan dengan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Tidak bisa diabaikan bahwa setiap kita pernah bersinggungan dengan orang lain.

Dari ketersinggungan kecil sampai pada pertengkaran terbuka.

Bagaimana melupakan kesalahan orang lain?

Ampunilah! Itulah yang telah Allah lakukan terhadap kehidupan kita dalam Yesus. Pengampunan tersebut akan memampukan kita untuk mengampuni sesama.

Itulah hidup kudus yang dikehendaki Allah: berdamai dengan semua orang.

Amin

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkini