Materi Khutbah Jumat

Materi Khutbah Jumat Singkat Bertema " Beruntung Orang yang Bertakwa pada Allah"

Editor: Heri Prihartono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sholat Jumat (Salat Jumat) di Masjid Nasional Al Akbar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/3/2020).



Ma’syiral muslimin,

Khotib berpesan  kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah. Karena hanya orang-orang yang bertakwalah yang akan beruntung di dunia dan akhirat.

Al-Imam at-Tirmidzi meriwayatkan, dari Abdullah bin Bus ria berkata,

“Ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia’? Beliau menjawab, ‘Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya’.” [Hadits riwayat Tirmidzi].

Dijelaskan dalam riwayat lain, dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu,

Ada seorang yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling baik’? Beliau menjawab, ‘Siapa yang panjang umurnya dan baik perbuatannya’. Orang itu bertanya lagi, ‘Lalu manusia manakah yang paling buruk’? Beliau menjawab, ‘Siapa yang panjang umurnya dan buruk perbuatannya’. [HR. Tirmidzi].

Penjelasan dalam riwayat lain,

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Maukah kalian aku beritahukan yang paling baik dari kalian’? Para sahabat menajwab, ‘Tentu, wahai Rasulullah’. Beliau bersabda, ‘Sebaik-baik kalian adalah yang paling panjang umurnya dan palaing baik amal perbuatannya’.” [HR. Ahmad].

Di antara sahabat yang meriwayatkan hadits ini tadi adalah Abdullah bin Busr. Ia termasuk sahabat junior. Maksudnya, mendapati kehidupan Nabi hanya sebentar. Dan tatkala Rasulullah wafat ia masih berusia belia. Rasulullah pernah mengusap kepalanya, lalu bersabda,

“Anak ini akan hidup selama satu abad.” [HR. al-Hakim dan al-Baihaqi].

Dan benar, beliau hidup kurang lebih selama 100 tahun. Ia adalah sahabat terakhir yang meninggal di Syam. Subhanallah.. ia berusia panjang. dan ia pula yang meriwayatkan hadits:

“Orang terbaik adalah yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.”

Ma’asyiral muslimin,

Hadits ini menunjukan kepada kita bahwa umur adalah nikmat yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 Karena dengan umur Allah memberikan pada hambanya  kesempatan untuk bisa beramal shaleh.

Seseorang yang semakin panjang umurnya dan diisi dengan amal shaleh berarti perbekalannya semakin banyak untuk bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 Dan indikator yang menentukan seseorang mengisi bagian mana dari derajat-derajat di surga adalah amalan yang dilakukan selama di dunia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,


“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” [Quran Al-An’am: 132]

Allah tidak menyamakan kedudukan seseorang di surga dalam satu kondisi. Tapi Allah beda-bedakan. Nah yang membedakan itu parameternya adalah amal shalehnya. Perhatikan hadits berikut ini. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahamd dan Ibnu Majah dari Thalhah bin Ubaidillah dengan sanad yang shahih. Kata Thalhah bin Ubaidillah,


“Ada dua orang laki-laki dari kabilah Bali datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. keduanya memeluk Islam secara bersamaan. Salah satu dari mereka lebih semangat beribadah dibanding yang satunya. Yang rajin ini kemudian berangkat berjihad dan mati syahid. Kemudian yang satu lagi berusia lebih panjang satu tahun. Kemudian wafat.”

Thalhah berkata, “Aku bermimpi sedang berada di depan pintu surga. Ternyata aku sedang bersama keduanya. Lalu ada seseorang membuka pintu dari dalam surga. Ternyata yang wafat terakhir ini diizinkan terlebih darulu masuk ke surga. Kemudian ia membuka pintu lagi dan diizinkanlah orang yang syahid itu masuk. Kemudian ia menemuiku dan berkata, ‘Kembalilah, waktumu belum tiba’.”

Pagi harinya, Thalhah menceritakan ini kepada orang-orang. Mereka pun heran. Berita itupun sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lalu Nabi berkomentar, “Mengapa kalian bisa terheran-heran”? Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, yang terakhir masuk itu adalah seorang yang sangat giat ibadah dibanding temannya. Ditambah lagi ia mati syahid. Tapi mengapa yang terakhir wafat itu bisa masuk ke surga lebih dulu.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah dia hidup setahun lebih lama”? Para sahabat menjawab, “Iya.” Rasulullah melanjutkan, “Iya berjumpa dengan Ramadhan. Berpuasa, shalat, melakukan ibadah ini dan itu termasuk sujud satu tahun lebih banyak.” Para sahabat menjawab lagi, “Iya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hal itulah yang membuat derajat mereka berbeda lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi.”





Ibadallah,

Apa yang khotib sampaikan pada khotbah pertama menunjukkan  pentingnya waktu dan usia. Tidak layak kita sia-siakan lewat begitu saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” [HR. al-Bukhari].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,


“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” [HR. Al-Hakim].

Seorang tabi’in yang mulia, Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan,


“Aku menjumpai suatu kaum (para sahabat). Yang mereka lebih sangat perhitungan terhadap waktu dibanding perhitungan kalian dalam masalah uang Dinar dan Dirham.” (Syarhus Sunnah, 14/255).


Kiranya seseorang yang masih diberi umur oleh Allah bersemangat mengerjakan ketaatan. Dan kalau ia melakukan kesalahan jangan pernah menunda untuk memohon ampunan kepada Allah Ta’ala. Bertaubat dan kembali kepada-Nya.

Khutbah Kedua:

Alhamdulillahiladzi arsala rosulahu bilhuda wa dinilhaq, liyudhirohu ‘aladdinikullihi walaukarihal musrikun.

Asyahdualla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’abduhu warosulahu

Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in.

Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.

Ditranskrip dari khotbah Jumat Ustadz Dr. Firanda Andirja hafizhahullah dengan judul Manusia Terbaik dan Terburuk

Berita Terkini