TRIBUNJAMBI.COM -Berikut materi Khutbah Jumat atau Khotbah Jumat sebagai materi untuk diperdengarkan pada Sholat Jumat.
Khutbah Jumat singkat kali ini mengangkat materi tentang " Ajari Anak Sholat"
Berikut Khutbah Jumat dilansir dari Khotbahjumat.com , sebagai panduan bagi yang ingin menyampaikan materi khotbah Jumat tentang " Ajari dan Ajak Anak Mengerjakan Sholat".
Khutbah Pertama:
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ سُنَّتَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوْا اللهَ عِبَادَ اللهِ ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾
Ayyuhal mukminun,
Ketauhilah! Di antara perintah Allah Ta’ala yang wajib dikerjakan adalah mengerjakan Sholat Fardhu .
Seorang Muslim wajib mengerjakan sebab Allah telah memerintahkannya. Sebagaimana firman-Nya,
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” [Quran Al-Baqarah: 238].
Kedudukan Sholat di sisi Allah sangatlah agung, tinggi, dan mulia.
Sholat merupakan amal pertama yang akan dihisab.
يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” [Quran Asy-Syu’ara: 88-89].
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Sesungguhnya perkara pertama kali yang dihisab pada hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi.” (HR. Tirmidzi no. 413, An-Nasa’i no. 466, shahih).
Ibadallah,
Ketahuilah yang akan dihisab pada hari kiamat adalah bagaimana perhatian kita terhadap shalat istri dan anak kita. Allah Ta’ala berfirman,
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَى
“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” [Quran Thaha: 130].
Allah memerintahkan untuk mengingat-Nya ini, Allah berfirman di ayat berikutnya,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” [Quran Thaha: 132].
Allah memerintahkan kita tidak hanya memperhatikan Sholat kita. tapi juga memperhatikan Sholat istri dan anak-anak kita. Bahkan Allah katakan benar-benarlah bersabar dalam pendidikan shalat ini.
Dalam Surat Maryam, Allah Ta’ala memuji Nabi Ismail ‘alaihissalam,
وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِسْمَٰعِيلَ إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا * وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُۥ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِۦ مَرْضِيًّا
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” [Quran Maryam: 54-55].
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menjadikan Nabi Ismail ‘alaihissalam teladan yang layak untuk dicontoh. Alasannya, karena sifat dan karakternya. Seperti apa sifat tersebut? Allah sebutkan adalah seorang yang menepati janji. Seorang rasul dan nabi. Beliau memerintahkan keluarganya untuk mengerjaka shalat dan zakat.
Ayyuhal mukminun,
Seperti inilah hendaknya sikap seorang yang bertakwa dan beriman. Mereka memerintahkan anak-anak mereka untuk mengerjakan Sholat. Lihatlah juga Lukman al-hakim. Ia berkata pada anaknya,
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ
“Hai anakku, dirikanlah shalat.” [Quran Lukman: 17]
Perintah Sholat ini diucapkan oleh Lukman setelah ia memerintahkan anaknya dengan perintah yang paling mulia. Yaitu menauhidkan Allah. Setelah menanamkan pondasi pada dirinya, barulah Lukman berkata pada anaknya,
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
“Ajaklah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Quran Lukman: 17]
Ayyuhal mukminun ibadallah,
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk memperhatikan Sholat anak kita sejak usia dini. Sebagaimana sebuah hadits dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
( مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ ) صححه الألباني في صحيح أبي داود .
“Perintahkan anak-anak kalian untuk menunaikan shalat saat mereka berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka saat mereka berusia sepuluh tahun. Pisahkan tempat tidur di antara mereka.” [HR. Abu Daud].
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan tahapan dalam memerintah anak. Saat mereka berusia tujuh tahun, mereka diajak dan dimotivasi untuk mengerjakan Sholat.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشْكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اِشْمِلْنَا بِرَحْمَتِكَ وَاعْفُوْ عَنْ تَقْصِيْرِنَا وَقُصُوْرِنَا, أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَاكِرِيْنَ لَهُ الحَمْدُ فِي الأُوْلَى وَالآخِرَةِ، وَلَهُ الحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ سُنَّتَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, أَمَّا بَعْدُ:
Ibadallah,
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Bersungguh-sungguhlah dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala yang Dia larang. Karena dengan itulah seseorang akan sukses dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.
Ibadallah,
Mengajak dan memerintahkan shalat kepada anak dan anggota keluarga merupakan sifat para nabi. Seperti kekasih Allah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang berdoa kepada Allah:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” [Quran Ibrahim: 40]
Beliau seorang yang dekat kepada Allah, seorang yang shalih, beliau memohon kepada Allah agar mampu mendidik dan memerintahkan anak keturunannya untuk mengerjakan shalat. Dan termasuk hak anak-anak adalah mengajarkan mereka kebaikan.
Selain mendoakan anak-anak, kita juga perlu memperhatikan ucapan kita. Saat malam hari, banyak orang tua berkata kepada anaknya yang masih kecil, “Tidur, Nak! Jangan malem-malem. Nanti sekolah besok kesiangan.” Jarang sekali ada orang tua yang mengatakan, “Tidur, Nak! Jangan malem-malem. Nanti shalat subuhnya kesiangan.” Akhirnya si anak ini sampai ia besar, terekam di pikirannya, bahwa sekolah lebih penting dari shalat. Dan masuk kantor tepat waktu lebih penting dari shalat tepat waktu. Masuk kantor jangan sampai telat dan kesiangan. Kalau shalat tidak mengapa. Ia lebih takut pada sekolahnya, pada kantornya tempat mencari nafkah, dibanding kepada Allah yang memberinya rezeki.
Ibadallah,
Selain itu, memerintahkan anak Sholat juga akan mendatangkan rezeki. Karena dalam perintah shalat biasanya Allah kaitkan dengan rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” [Quran Thaha: 132]
اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك، أعنا على القيام بحقك، أعنا على أمر أنفسنا وأهلينا بكل خير واصرفها عن كل سوء وشر واحفظنا من الفتن ما ظهر منها وما بطن، اللهم اجعلنا من أوليائك وحزبك وفقنا إلى ما تحب وترضى وأحسن عاقبتنا وخاتمتنا في الأمور كلها، أرنا في أنفسنا وأهلينا وذريتنا وأحبابنا ما نحب يا ذا الجلال والإكرام، أعذنا من كل سوء وشر يا رب العالمين.
اللهم آمنا في أوطاننا وأصلح أئمتنا وولاة أمورنا، واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك يا رب العالمين، اللهم وفق ولي أمرنا خادم الحرمين الشريفين وولي عهده إلى ما تحب وترضى، خذ بنواصيهم إلى كل بر واصرف عنهم كل شر، سددهم في الأقوال والأعمال، واجعل لهم من لدنك في الحق سلطانًا نصيرًا يا ذا الجلال والإكرام.
اللهم آمنا في أوطاننا وأعذنا من الفتن ما ظهر منها وما بطن، واصرف عنا كل سوء وشر، ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين، ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلًا للذين آمنوا، واغفر لنا وارحمنا إنك أنت الغفور الرحيم، اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.
SUMBER ARTIKEL : KHOTBAHJUMAT.COM