PENGGEMAR Warkop Dono Kasino Indro, sebaiknya Anda mengetahui informasi beriut.
Sudah tahukah anggota personel lain Warkop selain Dono Kasino Indro.
Bila belum mengetahui, simak sejarah grup lawak berikut sejak masih memakai nama Prambors hingga jadi Warkop DKI.
+ Banyak orang belum mengetahui sejarah terbentuknya Warkop DKI.
Sebenarnya, grup lawak beranggotakan Dono, Kasino dan Indro itu telah ada sejak 1970-an.
Kala itu, anggotanya bukan hanya mereka bertiga dan namanya belum Warkop DKI.
Ada sejarah yang membuat mereka akhirnya mengubah nama.
Ada perjalanan panjang bertahun-tahun hingga akhirnya ada perubahan nama menjadi Warkop DKI.
+ Berikut ini sejarah terbentuknya Warkop DKI, hingga kehilangan anggotanya.
Sebelumnya, Warkop DKI bernama Warkop Prambors.
Grup ini juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI yang merupakan grup lawak.
Awalnya, grup ini dibentuk Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro).
Nanu, Rudy, Dono dan Kasino merupakan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta. Sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta.
Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors.
Acara lawakan itu setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil.
Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori.
Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang).
Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak).
Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).
Sejarah Warkop
Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari senior di radio Prambors, Temmy Lesanpura.
Saat itu, Radio Prambors meminta Hariman Siregar, mahasiswa senior UI untuk mengisi acara di Prambors.
Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini.
Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.
Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright).
Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut.
Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan.
Indro merupakan anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.
Warkop pertama kali muncul di pesta perpisahan (sekarang prom nite) SMA IX Jakarta yang diadakan di Hotel Indonesia.
Semua personel gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses.
Namun peristiwa pada ahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp 20.000.
Uang itu dirasakan para personel Warkop besar sekali. Namun, akhirnya habis untuk mentraktir makan teman-teman mereka.
Komat-kamit panas-dingin
Berikutnya, mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tetapi ternyata hasilnya kembali lumayan.
Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia.
Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP, yang bertetangga dengan Warkop.
Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personel mendapat Rp 250.000.
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan plesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota).
Pengambilan nama DKI karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri.
Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors.
Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu.
Menarik bukan, sekelumit sejarah Warkop Dono Kasino Indro.
Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang
Baca juga: Hubungan Kasino Warkop DKI dan Kapolri Jenderal Hoegeng Akhirnya Terungkap, Dikomentari Banyak Orang
Baca juga: Siapa Sebenarnya Titi Kusumawardhani, Istri Dono Warkop DKI yang Jarang Diketahui Orang
Baca juga: Siapa Sebenarnya Madona Pacar Dono Warkop DKI, Bule Cantik Bikin Geger Satu Desa
.
(Tribunjambi.com/sud)