Tips Agar Anak Senang Belajar Di Rumah, Diantaranya Teknik C Before C

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNJAMBI.COM - Menjaga anak tetap senang belajar di rumah memang diakui psikolog Ifa H. Misbach bukanlah hal yang mudah pada Media Talk “Anak Sehat dan Bahagia Meski di Rumah Aja” Jumat (2/7/2021).

Bagi orang tua sendiri, banyak kesulitan yang perlu dihadapi yaitu:

- Anak sulit berkonsentrasi

- Susah menjaga mood anak

- Anak mudah bosan

- Anak sulit memahami materi pelajaran

- Anak lebih suka bermain daripada mengerjakan tugas

- Sulit membagi waktu antara bekerja dan sekolah anak

- Suasana di rumah kurang mendukung

Sementara bagi anak, kesulitan yang mereka hadapi seperti berikut:

Baca juga: Pernikahan Natasha Wilona dan Verrell Bramasta Bisa Saja Terjadi, Sosok Ini Rupanya Jadi Penghalang

Baca juga: Daftar Top Skorer Sementara Euro 2020, Cristiano Ronaldo Masih Menjadi yang Teratas

Baca juga: Kabar Duka Rachmawati Soekarnoputri Meninggal Dunia karena Sakit

- Mengantuk setelah 30 menit

- Lupa mengerjakan tugas

- Bosan karena terus menatap layar dan duduk terlalu lama

- Merasa pusing

Berangkat dari kesulitan di antara anak dan orang tua tersebut, lantas bagaimana caranya menjaga anak tetap senang belajar di rumah?

Kolaborasi anak, guru dan orang tua

Menurut Ifa, interaksi antara anak, guru dan orang tua penting sekali untuk menentukan pengalaman belajar.

“Jangan sampai (ketika sekolah di rumah) anak hanya dapat pengalaman dimarahin aja, ditegur aja dari orang tua. Jadi anak bisa jadi dapat asosiasi kalau belajar itu membosankan karena tidak dapat pengalaman belajar yang menyenangkan” ungkap Ifa.

Ifa juga mengajak para orang tua untuk menjalankan fungsinya sebagai pendidik di rumah.

Fungsi sebagai pendidik tersebut meliputi pelatih emosi anak, di mana orang tua perlu turut melatih mental anak untuk growth, mandiri dan menemukan potensi dirinya.

Untuk bisa melatih emosi anak, Ifa menyarankan agar kita sebagai orang tua selesai dulu dengan emosi kita.

Caranya dengan mengubah mindset pandemi dan sekolah di rumah dari tuntutan yang berat menjadi tantangan yang perlu dilewati bersama anak.

“Kita udah harus masuk ke fase penerimaan ya, bukan lagi denial,” tambahnya.

Teknik C Before C

Kemudian Ifa juga menjelaskan cara “C Before C” sebagai cara lain untuk menjaga anak tetap senang belajar di rumah.

“Kita udah connection enggak sebelum correction? Kita lebih banyak negur, menasihati enggak dibandingkan dengan connect dulu batinnya (dengan anak),” terang Ifa.

Menurut Ifa, selama orang tua lebih dominan correction atau mengoreksi anak daripada terhubung dengan anak, cara apapun akan sulit dilakukan.

“Selama kita lebih dominan mengoreksi atas nama apapun, selama kita belum connect, it doesn’t work,” ungkapnya.

Lalu bagaimana caranya agar orang tua terhubung dengan anak?

Jawabannya adalah perbanyak waktu bermain dengan anak, Kawan Puan!

“Cara untuk terhubung dengan anak yang paling mudah, dan murah, gratis, enggak pakai uang, kita udah main belum sama anak? Karena menurut Neil Postman, jangan kamu cabut anakmu dari dunianya kecepetan,” terangnya.

Aktivitas bermain dengan anak menjadi penting karena bermain bisa memecah kebekuan antara anak dan orang tua lo, Kawan Puan!

“Karena bermain adalah makanan otak anak. Nah anak itu butuh partner main dan the best partner main adalah orang tuanya,” jelas Ifa. (*)

Berita Terkait Lainnya

Sumber : TRIBUNNEWS

Berita Terkini