Kisah Presiden Soekarno Saat Meminjam Uang Kepada TD Pardede untuk Bayar Utang dan Beli Cat

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Soekarno

TRIBUNJAMBI.COM - Ir. Soekarno merupakan Presiden pertama Indonesia
Bung Karno, sapaannya yang juga dijuluki Bapak Proklamator Indonesia.

Putra Sang Fajar itu lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dan meninggal dunia di Jakarta, 21 Juni 1970.

Sosok Soekarno tak akan pernah lekang oleh zaman.

Soekarno tak sungkan-sungkan mengatakan sesuatu yang menurut orang lain mungkin “tak sopan”.

Hal ini disampaikan oleh pengawal pribadi Presiden Soekarno, Maulwi Saelan, seperti tertulis dalam buku Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno.

Baca juga: Info Cuaca Hari ini dari BMKG, 19 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat

Baca juga: Remaja Putri Menjadi Korban Rudapaksa Oknum Polisi, Kejadian Terjadi Di Kantor Polisi

Baca juga: Oknum RT Marah-marah Saat Digrebek Sedang Berselingkuh dengan Wanita Bersuami

Ia juga tak segan-segan meminta sesuatu yang “tak lazim” bagi seorang pemimpin sebuah negara, misalnya ketika harus meminjam uang.

“Kalau enggak ada uang dia bilang,” ujar Maulwi.

Suatu kali Bung Karno menerima surat dan terkait surat itu ia harus segera mengeluarkan sejumlah uang.

Lantaran tak membawa uang, dia meminta kepada pengawal.

Maulwi kebetulan ada di dekat situ.

”Eh, mana uangnya? Kasih coba!” ujar Mauwli menirukan Soekarno.

Suatu hari terpaksa Soekarno menelpon tokoh PNI Jawa Timur, Doel Arnowo, karena butuh uang.

“Cak Doel, engkau mesti ke Jakarta. Aku butuh duit,” ujar Soekarno sebagaimana dituturkan oleh orang kepercayaannya, Mangil kepada Maulwi .

Yang ditelepon pun bingung.

Di lain waktu, giliran pengusaha T.D. Pardede yang kebingungan dengan “ulah” Soekano.

Kisahnya terjadi di penghujung kekuasaan sang presiden.

Pardede dipanggil Soekarno untuk menghadap.

“Ternyata Bung Karno telah meminta duit sama aku,” ujarnya Maulwi mengutip keterangan yang pernah disampaikan dan ditulis oleh Mangil.

“He, Pardede aku butuh duit untuk bayar utang dan beli cat,” kata Soekarno.

Pardede lalu memberi Soekarno 1000 dollar sembari menanyakan apakah jumlah tersebut masih kurang.

“Wah, banyak amat,” jawab Soekarno.

Kejadian itu membekas di hati Pardede.

Dia yakin bahwa tuduhan orang bahwa Soekarno koruptor sama sekali tidak benar.

Keseharian yang bersahaja itulah yang membuat Soekarno nyaman, dan kenyaman itu hanya mungkin Soekarno dapatkan di tengah orang-orang yang mau memahami keinginannya.

Soekarno tak suka kenyamanan itu terusik, termasuk oleh formalitas aturan protokoler.

“Dalam setiap kesempatan yang memungkinkan."

"Ia selalu senang tertawa dan mengajak orang-orang sekelilingnya untuk juga bergembira’’ papar Maulwi seperti yang tertulis dalam bukunya.

Berita Terkait Lainnya

Sumber : TRIBUNMEDAN

Berita Terkini